Kualitasnya Rendah, Profesi Wasit Jadi Pelarian Pemain Gagal
Hal ini dibuktikan dengan tidak ada satu nama pun wasit yang memimpin laga resmi internasional dari Indonesia.
Laporan Wartawan Super Ball, Syahrul Munir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta (GTS) operator Turnamen Indonesia Soccer Championship (ISC) A Tahn 2016, Joko Driyono menyatakan kualitas wasit profesional yang memimpin pertandingan menurun.
Hal ini dibuktikan dengan tidak ada satu nama pun wasit yang memimpin laga resmi internasional dari Indonesia.
Kekosongan wasit dalam negeri yang tampil di kancah internasional ini disebabkan kompetensi yang kalah bersaing dengan wasit dari negara lain.
"Kompetensi wasit memang tertinggal, di level internasional sudah tidak ada nama wasit dari Indonesia," ujar Joko Driyono ditemui di Senayan City, Kamis (1/9/2016).
Joko menegaskan ketertinggalan ini salah satunya disebabkan karena wasit yang dianggap bukan profesi utama di kalangan masyarakat.
Sehingga, CEO PT Liga Indonesia, operator kompetisi resmi kasta tertinggi ini menyatakan sangat jarang seorang anak yang memiliki cita-cita menjadi wasit.
"Tidak ada anak yang ditanya kalau besar nanti bercita-cita menjadi wasit, itu hampir tidak permah ada," ujarnya.
"Profesi wasit itu hanya pelarian saja," ujarnya.
Joko menambahkan sebagian besar wasit yang memimpin pertandingan ini karena gagal menjadi pemain sepak bola, gagal menjadi guru dan sebagainya.
"Kebanyak wasit itu karena nggal lolos sebagai pemain, nggak diterima sebagai tenaga pengajar akhirnya mereka menjadi wasit," ujarnya.
Dalam memasuki paruh kedua, turnamen Indonesia Soccer Championship A Tahun 2016, PT GTS telah melakukan pencoretan terhadap sembilan wasit yang dinilai performanya kurang baik dalam memimpin pertandingan di paruh musim.
Joko Driyono mengatakan pihaknya telah melakukan seleksi terhadap 20 wasit baru yang akan ditugaskan memimpin pertandingan di turnamen ISC.
Akan tetapi, Joko Driyono tidak menjelaskan berapa jumlah wasit yang ditugaskan di ISC A sebagai pengganti dari sembilan wasit yang diberhentikan.
"Kami sudah menjaring 20 wasit baru untuk memimpin level pertanidngan ISC di putaran kedua," ujarnya.
Joko menambahkan pihaknya banyak mendapatkan protes dari klub yang mengeluhkan dengan kepemimpinan wasit di lapangan.
Namun, hampir semua klub yang protes itu lantaran mengalami kekalahan.
"Hampir semua klub yang protes terhadap wasit itu mereka yang kalah," ujarnya.
"Belum pernah ada klub yang menang tapi protes kepemimpinan wasit. Dan kenapa saat pemain mereka menjebol gawang lawan dan diputuskan wasit gol nggak diprotes?" ujarnya.