GH Sutedjo dari Kelompok 85 bilang Ikuti Saja Saran Pemerintah Kongres di Yogyakarta
Mayoritas pemilik suara atau voters untuk Kongres Pemilihan Exco PSSI 2016-2021 menegaskan sikapnya untuk tidak melakukan boikot
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Mayoritas pemilik suara atau voters untuk Kongres Pemilihan Exco PSSI 2016-2021 menegaskan sikapnya untuk tidak melakukan boikot atas pelaksanaan hajat akbar sepakbola nasional itu.
Kendati demikian, mereka mendukung pelaksanaan Kongres Pemilihan tersebut di Yogyakarta, bukan di Makassar seperti diputuskan sebelumnya oleh PSSI.
"Langkah itu (boikot) tidak akan kami ambil," ungkap Gatot Hariyo Sutedjo, dari kelompok pemilik suara mayoritas untuk Kongres PSSI 2016.
GH Sutedjo menjelaskan hal itu menjawab pertanyaan wartawan mengenai kemungkinan mayoritas voters akan mengambil langkah drastis, yakni boikot, seandainya PSSI tetap memaksakan Kongres Pemilihan Exco PSSI 2016-2021 tersebut digelar di Makassar, Sulsel.
Kelompok pemilik suara Kongres PSSI ini semula disebut-sebut berjumlah 85, sehingga dikenal dengan sebutan 'Kelompok 85".
Mereka adalah pendukung Pangkostrad Edy Rahmayadi. Menurut keterangan GH Sutedjo, jumlah mereka kini sudah mencapai 92 suara, walau sebutan mereka tetap "Kelompok 85".
PSSI sebelumnya memutuskan Kongres Pemilihan dilangsungkan di Makassar, Sulsel, pada 17 Oktober 2016.
Tanggal pelaksanaan ditentukan pada KLB 3 Agustus di Hotel Mercure, Ancol, namun untuk tempat diputuskan dalam rapat Exco PSSI.
Menanggapi surat PSSI mengenai penyelenggaraan Kongres untuk memilih sebanyak 15 Exco PSSI 2016-2021 itu, Menpora Imam Nahrawi dalam surat yang diterbitka pada 9 September merekomendasikan agar Kongres Pemilihan tersebut dihelat di Yogyakarta.
"Untuk waktunya, kami setuju saja, tetapi tempatnya, tidak. KLB di Hotel Mercure juga hanya memutuskan tanggal pelaksanaannya saja, tidak sekaligus dengan tempat Kongresnya," papar GH Sutedjo.
Disinggung lebih jauh sikap mayoritas dari voters mengenai tempat pelaksanaan Kongres itu, GH Sutedjo menjelaskan bahwa pada prinsipnya mereka wait and see. Kendati demikian, katanya, tidak ada salahnya jika PSSI mengikuti saran pemerintah.
"Ikuti saja saran pemerintah," tegas GH Sutedjo.
"Kami mendukung rekomendasi Kantor Menpora. Tidak ada salahnya kita melihat sejarah bahwa Yogyakarta adalah tempat lahirnya PSSI," papar GH Sutedjo.
Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak pernah menyebutkan bahwa Makassar itu tidak netral.
Ia berharap PSSI, Kemenpora serta voters menjalin komunikasi dan membicarakan secara langsung tempat penyelenggaraan Kongres tersebut.
"Kami siap untuk berkomunikasi dengan Menpora dan PSSI, Kami siap untuk menyamakan visi soal dilaksanakannya Kongres," tutur GH Sutedjo.
"Kongres ini kan untuk reformasi sepakbola, jadi kami punya tanggungjawab untuk menyamakan visi antara pemerintah dan PSSI," jelas Ketua Pengcab PSSI Jakarta Timur dan Ketua Asosiasi Pelatih Sepakbola Nasional Indonesia (APSNI) itu.