Timnas Peru Berpeluang ke Piala Dunia
Tambahan satu angka membuat Peru naik ke peringkat delapan klasemen sementara zona Conmebol dengan raihan delapan poin.
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Target lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 belum tertutup bagi Peru usai menahan imbang Argentina dengan skor 2-2 di di Estadio Nacional de Lima, Jumat (7/10) kemarin.
Tambahan satu angka membuat Peru naik ke peringkat delapan klasemen sementara zona Conmebol dengan raihan delapan poin. Bila Peru naik satu peringkat, Argentina harus turun ke peringkat lima meski sama-sama mengoleksi 16 poin seperti Kolombia. Albiceleste kalah selisih gol sehingga Kolombia lebih berhak berada di peringkat keempat.
Dalam laga melawan Argentina, Peru tertinggal lebih dulu lewat gol Ramiro Funes Mori. Anak asuh Ricardo Gareca langsung bereaksi dan membalas lewat sepakan Paolo Guerrero. Gonzalo Higuain kemudian kembali membawa Argentina memimpin setelah memaksimalkan umpan Pablo Zabaleta. Mimpi mencuri tiga poin akhirnya buyar setelah Peru mendapat hadiah penalti. Christian Cueva yang menjadi algojo, sukses melakukan eksekusi sehingga Peru mampu memaksakan hasil imbang 2-2.
Setelah melawan Argentina, masih ada sembilan pertandingan lagi yang harus dijalani Peru. Artinya, masih ada 27 poin yang bisa diraup dari sisa pertandingan tersebut. Gareca pun optimis peluang Peru lolos ke putaran final Piala Dunia di Rusia masih cukup terbuka. Di zona Conmebol, hanya urutan satu sampai empat yang otomatis lolos ke putaran final.
"Secara matematis kami masih memiliki peluang lolos. Kami beruntung memiliki pemain seperti Paolo Guerrero yang menjadi standar seorang pemimpin bagi kami semua," ujar Gareca dalam jumpa pers usai pertandingan, seperti dilansir La Republica.
Sedangkan pelatih Argentina, Edgardo Bauza, mengaku khawatir usai timnya ditahan imbang oleh Peru. Ia berpendapat timnya tak mampu mengendalikan jalannya laga pada babak kedua. Padahal, kata Bauza, Argentina memiliki tipe pemain yang mampu berperan sebagai pengatur tempo.
"Pada babak kedua kami tidak pernah mengendalikan pertandingan. Mereka berjuang melawan kami dan memiliki dua atau tiga pemain yang sangat abgus. Tapi kami tidak mengendalikan permainan. Ini mengkhawatirkan karena kami memiliki pemain yang memiliki kemampuan seperti itu," kata Bauza.