Benteke Tak Merasa Jadi Pemain Istimewa Meski Cetak Tiga Gol ke Gawang Gibraltar
Juru taktik timnas Gibraltar ini tak habis pikir timnya membiarkan striker Belgia itu mencetak gol cepat saat pertandingan baru berjalan tujuh detik.
Penulis: Danang Setiaji
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Raut wajah Jeff Wood tampak tercengang ketika melihat Christian Benteke melesakkan gol pertamanya ke gawang Gibraltar dalam lanjutan babak penyisihan grup H kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa, Selasa (11/10) kemarin. Juru taktik timnas Gibraltar ini tak habis pikir timnya membiarkan striker Belgia itu mencetak gol cepat saat pertandingan baru berjalan tujuh detik.
Gol pertama yang dicetak Benteke bermula saat pemain Gibraltar, Jamie Bosio, mengoper bola pada rekan satu timnya, Ryan Casciaro. Sayangnya, operan itu salah diantisipasi oleh Casciaro. Benteke yang melihat peluang tersebut, langsung merebut bola dan menggiringnya hingga ke kotak penalti. Tanpa kesulitan berarti, Benteke sukses mengecoh kiper Deren Ibrahim dan membuat Belgia unggul 1-0. Gol ini pun membuat Benteke memecahkan rekor gol tercepat dalam ajang kualifikasi Piala Dunia. Sebelumnya, rekor gol tercepat dalam babak kualifikasi Piala Dunia dipegang oleh mantan pemain timnas San Marino, Davide Gualtieri, yang mencetak gol ke gawang Inggris hanya dalam tempo 8,3 detik pada tahun 1993.
Benteke sendiri benar-benar mencuri perhatian saat Belgia bertandang ke Estadio Do Algarve. Tak hanya mencetak gol cepat, bomber Crystal Palace itu turut mencatat hat-trick alias tiga gol dalam pertandingan tersebut. Sedangkan tiga gol lainnya dicetak oleh Axel Witsel, Dries Mertens, dan Eden Hazard.
"Yang paling penting mencetak gol lebih dulu. Pelatih meminta kami bermain menekan secepatnya sejak babak pertama dimulai. Barisan pertahan mereka tak mengantisipasi operan back pass dengan baik. Saya berlari ke arahnya dan membuat gol," ujar Benteke kepada RTBF, seperti dilansir Daily Mail.
Saat mencetak hat-trick, ekspresi Benteke terlihat biasa-biasa saja. Mantan pemain Liverpool ini mengakui dirinya tak merasa menjadi pemain istimewa dalam pertandingan tersebut, lantaran gawang yang dibobolnya merupakan tim kecil di Eropa. Gibraltar saat ini hanya menempati peringkat 205 FIFA. Sangat jauh posisinya dibandingkan Belgia yang menempati peringkat runner up FIFA di bawah Argentina.
"Rasanya akan sedikit berbeda jika saya mencetak hat-trick ke gawang tim besar. Tapi saya tak akan membuang peluang begitu saja. Saya mencetak hat-trick. Saya akan berusaha memperpanjang performa seperti ini dan melanjutkannya bersama klub," ucapnya.
"Saya tak berpikir diriku merupakan pahlawan dalam laga ini. Yang paling penting adalah bersenang-senang," sambungnya.
Performa Benteke dalam pertandingan melawan Gibraltar juga mendapat pujian dari pelatih Belgia, Roberto Martinez. Menurutnya tiga gol itu merupakan buah kerja keras Benteke selama ini. "Gol itu benar-benar menunjukkan konsentrasi tim. Memang tujuan kami mencetak gol cepat, dan kami mendapat hadiah yakni memecahkan rekor dunia. Dalam sepak bola, menyenangkan bisa mencatat sejarah. Christian berlatih sangat keras, terutama dalam hal mempertahankan bola. Dia menjalani pra musim yang rumit (karena pindah dari Liverpool ke Crystal Palace), tapi sekarang dia menemukan bentuk terbaiknya," kata Martinez.
Meski timnya menang telak 0-6, Martinez menilai pertandingan melawan Gibraltar bukanlah laga yang mudah. Ia berpendapat pertandingan itu menjadi terlihat mudah karena anak asuhnya konsisten menunjukkan permainan kolektif dan tidak mengedepankan rasa egois.
"Menurutku salah jika dikatakan ini pertandingan yang mudah. Kami membuatnya mudah dengan gol cepat. Terkadang saat sudah unggul 3-0, tim menjadi tidak teratur karena tiap pemain berusaha mencetak gol bagi dirinya sendiri. Tapi kami selalu memainkan permainan kolektif yang baik. Mencari kombinasi terbaik. Ini performa kolektif yang bagus. Saya senang dengan sikap para pemain," jelasnya.