Federasi Sepakbola Brasil Tidak Salah Pilih Pelatih Timnas Brasil
Dalam empat pertandingan pertama kualifikasi Piala Dunia, Dunga hanya mampu mengantungi dua kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah.
Penulis: Danang Setiaji
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) sejauh ini terbukti tidak salah pilih ketika menunjuk Adenor Leonardo Bacchi alias Tite menjadi pelatih timnas Brasil menggantikan Carlos Dunga. Pria 55 tahun itu membuat suporter Selecao tersenyum kembali lantaran sukses mengantungi empat kemenangan dari empat laga pertamanya di kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Conmebol.
Hasil ini tentu cukup berbeda jika dibandingkan hasil yang dituai Dunga saat membesut Neymar cs. Dalam empat pertandingan pertama kualifikasi Piala Dunia, Dunga hanya mampu mengantungi dua kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah.
Sedangkan dua pertandingan sisanya, Dunga kembali memperoleh hasil imbang saat melawan Uruguay dan Paraguay. Hasil itu membuat Brasil terdampar di urutan enam, posisi yang cukup mengkhawatirkan bila memasang target lolos ke putaran final Piala Dunia.
Ketika Tite mengambil alih komando, Brasil mulai menunjukkan perubahan. Ujian pertama Tite bersama Brasil pun tidaklah enteng. Saat itu ia harus menemani timnya melawat ke kandang Ekuador, tempat yang cukup angker bagi juara dunia lima kali ini. Banyak yang memprediksi Brasil akan kesulitan ketika bermain di Quito. Pasalnya, Brasil terakhir kali menang di kandang Ekuador terjadi pada tanggal 17 Agustus 1983 dengan skor 0-1.
Meski tim besutannya diragukan mampu menang, Tite mampu membuktikan di atas lapangan bahwa semua prediksi itu salah total. Satu gol Neymar plus brace Gabriel Jesus cukup membuat Brasil pulang dengan kepala tegak usai mempecundangi Ekuador dengan skor telak 0-3.
Sentuhan tangan dingin Tite kembali terlihat dalam tiga pertandingan selanjutnya. Brasil mampu menundukkan Kolombia dengan skor 2-1, membantai Bolivia 5-0, dan membungkam Venezuela 0-2. Alhasil, Brasil kini menggeser Uruguay dari puncak klasemen dengan torehan 21 poin. Meski hasil kerjanya langsung membuahkan hasil positif, Tite tak mau besar kepala. Mantan juru taktik Corinthians ini menilai masih banyak pekerjaan yang harus dibenahinya sebelum Brasil memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia di Rusia.
Saat mengomentari hasil tiga angka dari kandang Venezuela, Tite mengatakan hal itu hanya langkah lain yang harus ditempuhnya agar tim mampu bersaing dan berjuang mengamankan poin. "Saya hanya memikirkan Venezuela. Kami benar-benar membutuhkan hasil ini (kemenangan), dan tampil dalam kondisi yang keras. Saya tahu berapa lama kalian menunggu agar sampai ke sini. Kami juga mengalami kesulitan besar. Belum lagi keadaan di lapangan, tingginya tingkat kompetisi, dan perjuangan demi mendapat poin," ujar Tite seperti dilansir Four Four Two.
Tite mengingatkan bahwa tak ada yang bisa menjamin Brasil akan terus bertahan sebagai pimpinan klasemen zona Conmebol. Menempati puncak klasemen, kata Tite, hanya langkah lain yang harus mereka lalui selama babak kualifikasi.
"Hanya karena kami memimpin, bukan berarti posisi ini mendapat jaminan. Menempati puncak klasemen memberikan kami rasa percaya diri dan kami kembali konsisten. Tapi ini hanya langkah lain," ucapnya.
Kecerdikan Tite meramu strategi juga diakui oleh anak asuhnya. Seperti Dani Alves, yang menyebut sosok Tite mengingatkan dirinya akan mantan bosnya ketika masih membela Barcelona, Pep Guardiola.
"Tak diragukan lagi. Tak hanya Tite, tapi juga stafnya. Itu sedikit mengingatkanku pada Guardiola akan banyak hal, meski ada beberapa perbedaan. Ini kehormatan besar. Saya sangat bersemangat bekerja dengannya. Saya punya harapan yang besar bila melihat proposalnya," jelas Alves seperti dilansir ESPN.
Alves yang kini membela Juventus, menilai banyak pemain Brasil yang merasa senang dipimpin oleh Tite. Menurutnya perhatian pada pemain tak hanya dilakukan Tite, namun seluruh staf yang bekerja dengannya. "Saya senang bekerja dengannya, berada di bawah komandonya. Tak hanya saya, tapi semua orang. Saya yakin tak hanya Tite yang memikirkan banyak hal tentang kami, tapi juga seluruh stafnya. Ini membantu kami melakukan pekerjaan kami. Membantu kami melakukan pekerjaan hebat," tuturnya.
Racikan strategi Tite tentunya masih harus diuji dalam pertandingan-pertandingan selanjutnya. Laga berikutnya boleh dibilang akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Tite karena Brasil harus menghadapi Argentina pada 10 November mendatang. Tite kemudian akan memimpin Brasil menghadapi Peru pada 15 November sebelum menutup pertandingan kualifikasi di tahun 2016.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.