Rafael van der Vaart Pensiun Jika Sudah Tak Bisa Lari
Ia sukses di Real Madrid, Tottenham Hotspur, dan klub yang membesarkannya, Ajax, dan juga di Hamburg, yang menampungnya di usia senja
Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
J: Saya tak pernah bicara soal kehidupan pribadi, tapi saya memang mengalami periode sulit dalam karier saya. Di [Real] Betis, saya menghabiskan sebagian besar waktu di bangku cadangan, dan itu tak mudah. Karena itu, saya ingin menikmati peran utama di sini
T: Apakah Anda memosisikan diri Anda sebagai seorang pemain veteran sekarang?
J: Saya hanya ingin bersenang-senang. Saya memang tak berusia 21 tahun lagi sekarang, tapi saya masih tetap bisa sekuat, dan segesit para pemain muda. Dan saya siap menunjukkan hal itu di setiap pertandingan.
T: Apakah Anda berpikir akan kembali ke klub top Eropa satu saat nanti?
J: Anda tak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam sepak bola, tapi sekarang saya sudah dikontrak dua tahun, dan saya gembira berada di sini. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk saat ini, dan belum berpikir tentang masa depan.
T: Apakah Anda sudah resmi pensiun dari timnas?
J: Tidak, belum. Saya tak pernah mengumumkan pensiun. Yang jelas, saya tak pernah dipanggil lagi sejak tiga tahun terakhir, tapi Anda tak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Saya pasti akan bilang 'ya' kalau dipanggil, tapi sejauh ini tak pernah ada kontak dengan mereka
T: Anda punya rencana sampai kapan akan terus bermain?
J: Saya akan pensiun kalau tak bisa lari lagi (tertawa), dan kemudian kita lihat saja nanti.
T: Apa pengalaman terhebat Anda bersama tim nasional?
J: Mencapai final Piala Dunia di Afrika Selatan itu sangat luar biasa. Kenangan akan pengalaman itu terus melekat dalam benak saya. Proses menuju ke babak finalnya sendiri luar biasa, kita tampil dengan motivasi tinggi, dan sangat kompak. Dan partai finalnya sendiri sangat gila. Sayang, kita tak beruntung.
T: Adakah yang Anda sesali dalam perjalanan karier Anda?
J: Bisa dibilang tak ada. Anda harus belajar dari kesalahan, dan mengubah kesalahan itu menjadi hal yang membuatmu semakin kuat. Saya memang tak selalu benar, tapi saya selalu belajar dari kesalahan
T: Anda pernah bermain di Jerman, Inggris, Spanyol, dan Denmark. Mana yang menurut Anda menjadi pengalaman paling berkesan, dan terbaik?
J: Saya selalu merasa senang, dan menikmati saat tinggal di mana pun. Saya sangat beruntung bisa bermain, dan hidup di berbagai negara. Saya sangat mensyukurinya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.