Kejurnas Sepak Bola Antar PPLP Ricuh, Wasit Pukul Pemain
Pertandingan delapan besar antara Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Utara melawan PPLP Bogor berlangsung tanpa keamanan.
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan SuperBall.id, Aidina Fitra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejuaraan nasional sepak bola pelajar berlangsung ricuh di Stadion Mandala Remaja Kota Ambon.
Pertandingan delapan besar antara Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Utara melawan PPLP Bogor berlangsung tanpa keamanan.
Kerusuhan bermula dari permainan keras kedua tim di babak delapan besar.
PPLP Sumut yang unggul 1-0 protes pada wasit karena memberikan hadiah penalti untuk PPLP Bogor.
Hadiah penalti itu diberikan lantaran PPLP Sumut mengadang pemain PPLP Bogor hingga terjatuh dalam area terlarang.
Pemain PPLP Sumut menilai jatuhnya pemain PPLP Bogor itu karena diving.
Namun wasit malah memukul pemain PPLP Sumut dan menyulut emosi pemain lain dan suporter.
Pertandingan sempat dihentikan saat PPLP Sumut masih unggul 1-0 di menit ke-26.
Seorang pemain PPLP Sumut, Wahyu Darma, menjadi korban pengeroyokan wasit dan suporter.
Korban pingsan karena mengalami pukulan di kepala.
Korban yang memakai nomor punggung 15 itu dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Hidup Kota Ambon.
Sementara pelaku pemukulan langsung diamankan kepolisian.
Manager PPLP Sumut Pesta P Lumban Gaol menyayangkan aksi pengeroyokan itu.
Pesta mengatakan sebelum pertandingan digelar pihaknya sudah meminta pengamanan pada pihak penyelenggara.
Tapi dari awal pertandingan berlangsung tanpa pihak pengamanan.
Pesta berharap pihak penyelenggara memperbaiki pelaksanaan kejuranas.
Apalagi kejurnas itu dilaksanakan setiap tahun.
"Saya menyayangkan hal itu terjadi, apalagi pemukulan dilakukan perangkat pertandingan atau wasit, mohon penyelenggara memperbaiki pelaksanaan," kata Pesta dalam rilisnya kepada SuperBall.id, (8/11/2016).
Korban yang saat ini masih dalam kondisi lemah pun tidak bisa melanjutkan pertandingan selanjutnya.
Cedera yang dialami korban pada bagian kepala masih cukup serius dan masih ditangani pihak medis Rumah Sakit Sumber Hidup Kota Ambon. (*)