Kisah Mengerikan Rombongan Pemain Sriwijaya FC Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni
Kejadian berawal saat skuad Sriwijaya FC meninggalkan Serui dan hendak menuju Biak pada 04.00 pagi WIT.
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan SuperBall.id, Lola June A Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, MARORA - Perjalanan mengerikan harus dialami oleh Sriwijaya FC saat hendak pulang setelah laga tandang kontra Perseru Serui.
Dalam perjalanan pulang pada Senin (21/11/2016) ke Palembang kapal yang ditumpangi skuad Sriwijaya FC mengalami mati mesin.
Kejadian berawal saat skuad Sriwijaya FC meninggalkan Serui dan hendak menuju Biak pada 04.00 pagi WIT.
Sebanyak 9 pemain dan 3 staff pelatih harus ketinggalan pesawat menuju Palembang saat kapal yang ditumpanginya mengalami mati mesin.
Akibat hal itu, sebagian pemain dan pelatih Sriwijaya FC itu harus berlabuh sementara di pulau tak berpenghuni.
Sebagian skuad asuhan Widodo Cahyono Putro itu pun harus menunggu hingga esok pagi agar bisa pulang ke Palembang.
BERSYUKUR Kejadian naas dialami skuad Sriwijaya FC saat melakoni perjalanan pulang dari Serui ke Palembang saat ini. Berangkat sejak pukul 04.00 WIT, skuad SFC harus melewati perjalanan horor di laut saat akan meninggalkan Serui menuju Biak pagi tadi. Bahkan 9 pemain & 3 pelatih ketinggalan pesawat karena kapalnya sempat mengalami mati mesin sehingga harus berlabuh ke pulau tak berpenghuni terlebih dulu & baru meneruskan perjalanan pulang ke Palembang besok pagi. Alhamdullilah, meski perjalanan tadi sangat menyeramkan, namun semua pemain dalam kondisi baik. Foto diambil sebelum kapal menjemput pemain di pelabuhan Saubeba Serui. #LaskarWongKito #SriwijayaFC
Namun beruntung, pihak Sriwijaya FC berhasil mengabarkan bahwa kondisi mereka baik-baik saja.
Hal itu mereka tunjukan melalui sebuah foto yang diambil sebelum mengalami kejadian menyeramkan tersebut di akun Instagram @sriwijayapedia.
Melalui akun Instagram itu, pihak Sriwijaya juga menuliskan: " Alhamdullilah, meski perjalanan tadi sangat menyeramkan, namun semua pemain dalam kondisi baik."
Berikut adalah cerita lengkap perjalanan yang diambil dari Facebook resmi Sriwijaya FC:
Kisah Dramatis Skuad SRIWIJAYA FC
Semoga seluruh Skuad SFC selalu mendapat lindungan dari-NYA
Rombongan Sriwijaya FC sendiri meninggalkan hotel Maureen Serui, Senin (21/11) pukul 04.00 subuh WIT.
Keputusan untuk meninggalkan Serui pada subuh ini untuk mengejar penerbangan dari Biak menuju Jakarta yang dijadwalkan pada pukul 10.45 WIT.
Karena menggunakan kapal speed boat, maka rombongan SFC harus menuju pelabuhan Saubeba yang jaraknya lumayan jauh dan perjalanan memakan waktu selama hampir 2 jam.
Saat tiba pukul 06.00 WIT, Firman Utina dkk harus menunggu lebih lama lagi karena kapal speed boat yang awalnya akan membawa rombongan ke Biak belum tiba.
Setelah menunggu selama 1,5 jam, kapal speed boat pertama akhirnya tiba dan membawa 11 pemain dan 2 offisial.
Pemain yang ikut serta di kapal ini adalah Firman Utina, M Ridwan, Supardi, TA Mushafry, Yogi Triana, Hapit Ibrahim, Rizky Dwi Ramadhana, Wildansyah, Airlangga Sucipto, Yu Hyun Koo dan Mariando.
Awalnya, perjalanan berlangsung lancar dan tidak terlalu berbahaya. Namun karena cuaca buruk yang ditandai dengan turunnya hujan yang cukup deras, perjalanan tersebut berubah seperti mimpi buruk bagi punggawa laskar wong kito.
Firman Utina yang berasal dari Manado dan TA Mushafry dari Ternate menjadi leader di kapal pertama ini. Karena dilahirkan di daerah kepulauan, keduanya terlihat membimbing rekan-rekannya yang lain untuk menaklukkan besarnya ombak yang harus dilalui sepanjang perjalanan.
Tetapi beberapa pemain tetap terlihat tumbang dan mengalami depresi sepanjang perjalanan, seperti Mariando, Yogi Triana dan Hapit Ibrahim.
Bahkan setelah menempuh perjalanan selama 1 jam 20 menit, kapal yang mereka tumpangi ini sempat mengalami gangguan yakni mesin mati.
Praktis selama beberapa waktu sembari diperbaiki oleh kapten kapal, kapal tersebut berjalan pelan dan terombang ambing di tengah laut lepas dengan ombak yang menghujam kencang.
Setelah berhasil diperbaiki, kapal akhirnya dapat berjalan normal dan tepat pukul 10.00 WIT rombongan tiba di bandara Biak dan mengurus tiket kepulangan ke Palembang .
WCP Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni
Kisah lebih ekstrem ternyata dialami rombongan kapal speed boat kedua SFC dari Serui menuju Biak. Kapal ini sendiri membawa 3 pelatih, 4 offisial dan 8 pemain laskar wong kito.
Karena hanya menggunakan kapal speed boat biasa, berbeda dengan kapal pertama yang memakai kapal milik Basarnas Biak, praktis goncangan ombak di kapal ini jauh lebih terasa kencang.
Beberapa pemain muda seperti Manda Cingi dan Zalnando tidak dapat menahan luapan gugupnya sepanjang perjalanan, begitu juga Andes Adinata pemain muda lainnya yang baru lulus dari pendidikan dasar prajurit TNI.
Saat di tengah perjalanan, bagian umum perlengkapan SFC pun mendapat tugas ekstra karena ternyata air mulai masuk ke dalam kapal. Jhon Saprol dan Patra akhirnya sibuk menyelamatkan barang-barang bawaan tim.
Karena air mulai masuk, akibatnya sistem mesin kapal pun terganggu. Dan kapal akhirnya tumbang sehingga kapten kapal memutuskan untuk berlabuh sebentar ke pulau tak berpenghuni yang berada di sekitar lokasi kapal.
Perbaikan mesin yang memakan waktu selama 30 menit tidak berhasil menolong rombongan kedua ini tiba tepat waktu di bandara Biak dan manajemen akhirnya memutuskan untuk menginapkan mereka semalam terlebih dulu karena penerbangan ke Jakarta sudah tidak ada lagi.
Sebelumnya Sriwijaya FC baru saja melakoni laga melawan Perseru Serui pada Minggu (20/11/2016).
Dalam laga tersebut Sriwijaya FC dan Perseru Serui bermain imbang tanpa gol.(*)