Doa dan Senyum Umara untuk Timnnas Terkabul
Suasana riuh di Stadion Pakansari mengiringi kemenanggan Timnas Indonesia melumat Timnas Thailand
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Suasana riuh di Stadion Pakansari mengiringi kemenanggan Timnas Indonesia mengalahkan Timnas Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2016 Rabu (14/12/2016) malam.
Semua pendukung timnas malam itu, meluapkan kegembiraannya, bersorak sorai, saat Timnas memastikan kemenangannnya begitu peluit panjang dibunyikan oleh wasit.
Begitu juga dengan Umara, bersama orang tuanya Herman Hidayat yang datang sejak siang hari, dengan harapan kemenangan untuk timnas.
Umara adalah satu dari ribuan penggemar Timnas yang datang ke Stadion Pakansari. Poster yang ia bawa dari rumah bertuliskan 'doa untuk keberhasilan Timnas yang terus ia tunjukkan selama pertandingan. Dari kejauhan, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ikut menyaksikan langsung dari bangku VVIP juga sumringah atas kemenangan Timnas.
Meski menang, pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl masih belum tenang meski timnya meraih kemenangan.
Juru taktik asal Austria itu mengatakan saat ini belum memikirkan taktik apa yang harus disiapkannya menghadapi Thailand pada leg kedua nanti.
Sebab, ia harus melihat kondisi para pemainnya terlebih dahulu. "Kita masih harus melangsungkan pertandingan leg kedua di Thailand. Kita akan berusaha terlebih dahulu. Kalau untuk permainannya saya belum tahu," kata Riedl saat sesi jumpa pers pasca pertandingan.
Sementara itu, dikutip dari Banjarmasin Post, ada kebanggaan di hati penggemar sepakbola Kalimantan, usai menyaksikan pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Thailand.
Dua pemain Barito Putera mempersembahkan dua gol untuk kemenangan tim Merah Putih. Mereka adalah Rizky Pora dan Hansamu Yama.
Gol keduanya memupus kegembiraan Thailand atas gol perdana dalam laga tersebut.
Hasil 2-1 menjadi modal penting bagi Indonesia untuk menghadapi pertandingan kedua pada 17 Desember mendatang di Stadion Rajamangala, Bangkok.
Pasukan Alfred Riedl hanya perlu meraih hasil imbang untuk mencatat sejarah merengkuh trofi turnamen dua tahunan antarnegara Asia Tenggara tersebut.
Sejak mengenal final kandang-tandang, tim pemenang final pertama selalu menjadi juara turnamen.
Pada awal laga, kedua tim bermain sangat hati-hati sehingga tak ada tembakan ke arah gawang.