Rp 1 Miliar Berubah jadi Rp 200 Juta, Soni Sumarsono Disoraki Atlet, Ahok Heran
Namun setelah Ahok nonaktif terkait kepesertaannya di Pilkada DKI jakarta, uang yang diterima berubah. Rp 1 miliar berubah menjadi Rp 200 juta.
Editor: Robertus Rimawan
Namun, sepanjang jalan menuju keluar ruangan, Sumarsono disoraki para atlet.
Seorang atlet yang tak ingin disebut namanya mengatakan, mereka tak terima besaran bonus yang dijanjikan tidak sesuai dengan yang diterimanya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok janjikan bonus Rp 1 miliar kepada klub, tempat atlet yang mengikuti PON 2016 bernaung.
Besaran itu diberikan dengan catatan sang atlet meraih medali emas.
Namun, jumlah yang diterima klub ternyata hanya sebesar Rp 200 juta.
"Bagaimana ini?" tanyanya.
Ahok heran
Sebelumnya Gubernur Jakarta yang sedang cuti, Ahok, heran bonus untuk atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) Jakarta tak segera diberikan oleh pemerintah provinsi.
Seperti diketahui atlet Jakarta pada PON XIX Jawa Barat lalu melakukan aksi protes kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jakarta, Sumarsono, Jumat (16/12/2016) kemarin, lantaran bonus yang dijanjikan tak segera cair.
Tim PON Jakarta berhasil menyabet 132 medali emas, 124 perak, dan 118 perunggu dan menempati peringkat ketiga klasemen umum.
Ahok yang menginisiasi pengadaan bonus mencapai Rp 300 miliar itu mengatakan keheranannya terhadap kondisi tersebut.
"Saya juga tidak tahu bagaimana mereka mengubahnya. Padahal tujuan awal pemberian bonus masing-masing Rp 1 miliar untuk peraih medali emas agar klub-klub yang membina atlet tetap hidup," ujarnya kepada wartawan di sela kunjungannya di RPTRA Kalijodo, Tambora, Jakarta Barat, Sabtu (17/12/2016).
Ahok mengakui dirinya tidak mempunyai kuasa untuk mengintervensi lambatnya penyerahan bonus.
"Saya tidak punya wewenang apa-apa sekarang, kan sudah ada Plt Gubernur Jakarta," tegas calon gubernur Jakarta ini.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menekankan pentingnya pemberian bonus agar menjadi insentif bagi klub-klub untuk terus mencetak atlet berprestasi.
"Klub-klub di Indonesia masih perlu dibina, kalau klub luar negeri sudah bisa jualan iklan. Kalau mereka tidak dilirik swasta ya pemerintah yang beli, syaratnya harus berprestasi," tegas Ahok. (Tribunnews.com/Lendy Ramadhan/Rizal Bomantama)