Invitation Women’s Tournament Bengawan Cup II 2016 Dapat Respon dari Masyarakat dan Pemkot Solo
Memastikan tetap berjalan independen dan mandiri, respon positif masyarakat dan pemerintah kota Solo, membuat panitia pelaksana Invitation Women’s Tou
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Memastikan tetap berjalan independen dan mandiri, respon positif masyarakat dan pemerintah kota Solo, membuat panitia pelaksana Invitation Women’s Tournament & Gathering Bengawan Cup II 2016 kian percaya diri.
Sejak edisi pertama Bengawan Cup 2015, pihak penyelenggara yakni Citra Raga Selaras (CRS) yayasan yang fokus di usia dini, dan Kaukus Anak Gawang (KAG) di sepak bola wanita, telah bersepakat menjadikan Solo sebagai titik awal.
Selain faktor geografis yang terletak di tangah-tengah pulau jawa, kelengkapan fasilitas, sertasejarah panjang sepak bola Indonesia di Solo juga cukup kental. Terlebih keberadaan Stadion R. Maladi Sriwedari di Solo.
Kini stadion ini sudah berstatus monumen, selain Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama bergulir di sini, di era kemerdekaan stadion ini sering digunakan Timnas Indonesia di beberapa laga internasional.
Bahkan, jauh sebelum kemerdekaan, ini menjadi menjadi stadion pertama di Indonesia yang dibangun pribumi. Sedangkan stadion atau lapangan lain, kala itu dibangun oleh orang Belanda
“Respon masyarakat Solo positif. Sejak tiga bulan lalu ada rencana menggulirkan edisi kedua Bengawan Cup II 2016, event ini sudah santer di masyarakat. Kami siap memback up kesuksesan acara ini,” ujar Agus Suparno, Bidang Pembinaan dan Prestasi PSSI Askot Solo, kemarin.
Turnamen ini memang masih kecil, hanya melibatkan empat klub sepak bola perempuan. Tapi ada upaya dari pihak penyelenggara untuk coba meningkatkan kualitas event. Selain persiapan lebih panjang, beberapa item pendukung juga terus dioptmalkan.
Upaya mendorong sepak bola wanita berkembang natural dan secara bertahap, membuat penyelenggara mencoba berkembang secara bertahap. Bukan tidak mungkin, tahun depan akan ditingkatkan lagi dari sisi jumlah partisipan.
“Sebenarnya, banyak teman-teman dari klub pengen ikut. Sempat tidak enak juga nolaknya. Tapi kami tahu diri, kami mencoba bergerak perlahan, dan akan terus menaikan dosis kualitas event dari tahun ke tahun,” sambung Wijang Kinanjar Project Program yayasan CRS.