TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kongres tahunan PSSI yang digelar di kota Bandung akhirnya memutuskan untuk menghapus agenda kuota penggunaan pemain asing pada kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) mendatang.

Khusus kuota pemain asing dan pemain usia muda pada ISL mendatang akan dibahas khusus dua minggu setelah kongres tahunan PSSI.

Kesepakatan itu dilahirkan Sabtu malam (7/1/2017) setelah semua pemilik klub ISL mengadakan pertemuan tak resmi di salah satu hotel di Bandung.

Namun, untuk masalah usia muda masih terbuka untuk disepakati dalam kongres, yakni perihal personel U-23 dalam starting masing-masing klub.

Perwakilan Semen Padang yang juga CEO klub Semen Padang, Daconi mengatakan masalah tersebut sudah disepakati dalam pertemuan pemilik suara anggota PSSI pada Sabtu malam tadi bersama Komite Eksekutif PSSI.

“Tetapi bukan berarti masalah kuota pemain asing tidak dibahas sama sekali atau tetap seperti tahun lalu, tetapi disepakati untuk dibahas setelah kongres berlangsung,” ungkap Daconi, Minggu (8/1/2017).

Namun demikian, masalah kuota pemain muda U-23 dalam starting line-up, bisa dibahas dalam kongres.

“Soal batasan usia pemain muda silahkan dibahas dalam kongres. Karena ini tak terlalu rumit, semua klub setuju kalau perlu menurunkan pemain muda dalam setiap pertandingan. Kami tekankan hanya soal pemain asing. Karena ini perlu pembahasan lebih serius,” jelasnya.

Masalah pembatasan kuota pemain asing dan penggunaan pemain usia muda di kancah kompetisi ISL menurut Daconi patut mendapat dukungan klub, terutama yang bermain di level tertinggi kompetisi demi menciptakan kekuatan Timnas Indonesia di kancah internasional.

"Semen Padang akan full support untuk keputusan tersebut demi menguatkan Timnas Indonesia. Hanya saja perlu pemantapan sedikit dengan cara mendengarkan dan mensosialisasikan ke klub ISL. Kita menunggu undangan dari PSSI untuk membicarakan hal itu," papar Daconi.