Juventus vs AC Milan: Sang Dirigen
Bacca menjadi goal getter, sementara Suso, seperti halnya Pjanic di Juventus, adalah dirigen yang memimpin kebangkitan Milan di Serie A musim ini.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Massimiliano Allegri ternyata punya banyak ide gila untuk tim asuhannya. Hebatnya tak hanya menjadi ide liar di kepala, pelatih Juventus itu juga tak ragu mengaplikasikan ide-ide tersebut itu di lapangan.
Salah satu ide gila Allegri itu kemudian terbukti berbuah positif ketika Juventus menang atas Lazio di pertandingan Serie A akhir pekan lalu. Pada laga di Juventus Stadium itu, Allegri memakai formasi 4-2-3-1.
Ini di luar kebiasaan "si Nyonya Tua" yang selama ini lebih sering memakai formasi tiga bek. Nyatanya perubahan formasi itu justru berbuah hasil positif. Gol dari Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala tak mampu dapat dibalas oleh Lazio.
”Dengan menempatkan banyak pemain bernaluri menyerang, kami hanya memberikan sedikit atau bahkan tidak sama sekali kesempatan untuk Lazio,” kata Allegri. ”Saya bukan ahli teori. Namun setiap saat saya memiliki ide gila untuk Juventus dan mencobanya di lapangan. Hal yang terpenting adalah yakin atas apa yang akan dilakukan,” kata mantan pelatih AC Milan itu seperti dikutip dari Football Italia.
Para pemain Juventus sendiri ternyata menyukai formasi baru ini. Miralem Pjanic misalnya, menilai formasi 4-2-3-1 membuat Juventus bermain lebih menyerang. ”Kami bermain agresif dan menghasilkan sepak bola yang baik,” kata pemain asal Bosnia itu di situs klub.
Dalam formasi baru ini Pjanic ditempatkan sebagai gelandang jangkar bersama Sami Khedira. Dua pemain ini bertugas menjaga kedalaman permainan sambil menyokong Dybala, Mario Mandzukic dan Juan Cuadrado, serta Gonzalo Higuain sebagai ujung tombak tunggal.
Bagi Pjanic, peran ini sebenarnya tergolong awam, mengingat posisinya selama ini adalah sebagai trequartista atau gelandang serang. Dengan peran sebagai dirigen itu, ia memimpin orkestra permainan timnya dan berhasil menyumbang 6 gol plus 9 assist dari 23 laga bersama Juventus di berbagai ajang musim ini. Nyatanya Pjanic tak mempermasalahkan peran barunya ini.
”Kami benar-benar menikmati sistem baru dan itu adalah respon yang besar dari kami,” katanya.
Allegri sendiri berpeluang kembali menggunakan formasi baru tersebut saat menjamu AC Milan di pertandingan Coppa Italia di Juventus Stadium, Kamis (26/1) dinihari. ”Coppa Italia adalah target kami. Kami akan mempersiapkan itu sebaik mungkin. Kami bertemu lawan yang sulit, dan ini pertandingan sistem gugur. Tapi kami pasti akan memberikan 100% kekuatan kami,” kata Pjanic.
Dari kubu AC Milan sendiri, Vincenzo Montella sepertinya akan tetap memakai formasi 4-3-3 dengan mengandalkan trio Suso, Carlos Bacca, dan Giacomo Benaventura sebagai trio penyerang di lini depan.
Bacca menjadi goal getter, sementara Suso, seperti halnya Pjanic di Juventus, adalah dirigen yang memimpin kebangkitan Milan di Serie A musim ini.
Sejauh ini pemain asal Spanyol itu menjadi pemasok assist terbanyak di timnya dengan jumlah 8 assist. Dari 8 assist itu, dua di antaranya ia kirimkan pada Bonaventura.
Suso sendiri menegaskan timnya sama sekali tak takut dengan I Bianconeri, meski ia mengakui Juventus adalah lawan yang kuat dan terorganisir.
”Kami harus bermain tanpa rasa takut, kami tak kalah dengan Juventus. Pelatih kami, Vincenzo Montella, telah bekerja dengan baik, dia mengubah banyak hal, terutama bagaimana kami bermain dengan bola," tutur Suso seperti dikutip Il Corrie dello Sport.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.