Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Stadion Anfield Mulai Tak Bertuah

Bahkan di dua pertandingan terakhir, Liverpool menjadi pecundang di kandang sendiri. Ini pertama kalinya sejak Oktober 2012 Liverpool menderita

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Stadion Anfield Mulai Tak Bertuah
getty/dailymail
Suporter Liverpool di Anfield. 

TRIBUNNEWS.COM - Stadion Anfield sepertinya benar-benar sudah kehilangan tuahnya. Untuk ketiga kalinya secara beruntun, Liverpool, sang empunya stadion, gagal meraup kemenangan di kandang yang sangat mereka banggakan itu.

Bahkan di dua pertandingan terakhir, Liverpool menjadi pecundang di kandang sendiri. Ini pertama kalinya sejak Oktober 2012 Liverpool menderita dua kekalahan beruntun di stadion kebanggaannya itu.

Saat The Reds kalah 2-3 dari Swansea City di pertandingan Liga Inggris pekan lalu, yang menjadi kekalahan pertama mereka di Anfield dalam setahun terakhir, pelatih Jurgen Klopp secara tak langsung sempat menuding bahwa kekalahan itu tak lepas dari sepinya dukungan penonton di Anfield.

”Sebuah pertandingan malam hari di Anfield, jika keriuhan suporter bagus, maka itu akan sangat membantu. Di babak pertama kontra Swansea sangatlah sepi. Tapi itu wajar. Kami memperoleh tiga sampai empat peluang dan tak terjadi apa-apa. Setelah tertinggal 2-0 segalanya berubah,” ujar Klopp.

Seperti tersindir dengan ucapan sang manajer itu, puluhan ribu fans ”si Merah” kemudian tumpah ruah di Stadion Anfield saat tim kesayangan mereka menjamu Southampton pada leg kedua Piala Liga Inggris di Anfield, Kamis (26/1) dini hari. Total sebanyak 52 ribu penonton memenuhi stadion berkapasitas 54 ribu tempat duduk itu.

Nyatanya, dukungan dari puluhan ribu fansnya sendiri itu tak berpengaruh apa-apa terhadap perjuangan anak asuh Klopp di lapangan. Untuk ketiga kalinya musim ini, mereka gagal mencetak gol dan mengalahkan pasukan Claude Puel itu. The Reds bahkan takluk 0-1 di depan pendukungnya sendiri berkat gol tunggal Shane Long di ujung pertandingan.

Liverpool sebenarnya tampil begitu mendominasi. Mereka memiliki 73 persen penguasaan bola dan melepas 13 tembakan berbanding 7 milik tim tamu. Namun, tak satupun dari peluang yang didapat itu bisa menembus gawang Southampton. Selain berhasil diamankan kiper Fraser Forster, beberapa peluang lain juga dieksekusi terlalu terburu-buru sehingga tak tepat sasaran.

Berita Rekomendasi

Southampton sendiri praktis hanya mengandalkan serangan balik. Namun, beberapa di antaranya berhasil menghadirkan ancaman ke gawang Liverpool yang dijaga Loris Karius. Salah satunya berujung gol tunggal kemenangan tim tamu.

Dua pemain pengganti kemudian menjadi aktor kemenangan The Saints - julukan Southampton. Seusai Liverpool gagal memanfaatkan situasi sepak pojok, Josh Sims mendapatkan bola lalu berlari sejauh 60 meter. Bola kemudian diumpan kepada Shane Long. Mengontrol bola sebentar, Long lantas melepas tembakan dan menaklukkan Karius. Southampton pun memastikan diri melangkah ke final dengan keunggulan agregat 2-0.

Seusai pertandingan, Klopp menyebut kekalahan timnya kali ini lantaran kencangnya angin di sekitar Stadion Anfield, terutama di babak pertama.

”Ketika saya kali pertama datang ke sini dan menyebut soal angin, orang-orang tertawa. Dan sekarang kalian bisa lihat sendiri, sangat sulit,” ujar Klopp. ”Anginnya sangat aneh, sulit dikendalikan. Anda lihat satu atau dua insiden ketika bola tiba-tiba berhenti tanpa ada yang menyadarinya. Sulit bagi kami untuk menerapkan permainan di situasi angin seperti itu,” sambungnya.

Kendati demikian, pelatih asal Jerman itu juga mengakui bahwa ketidaktenangan para pemainnya dalam penyelesaian akhir dan aksi impresif Forster di bawah mistar lawan merupakan faktor yang menyebabkan timnya kalah.

”Kami memiliki sejumlah peluang bagus. Namun, ada pula penyelamatan bagus dan beruntung dari lawan,” ucap Klopp.

Dari kubu Soton, pelatih Claude Puel mengaku sangat puas dengan kesuksesan timnya melaju ke babak final. Puel pun kini menargetkan trofi juara.

"Fantastis tentunya untuk seluruh anggota skuat dan ini hadiah atas kerja keras mereka. Sulit mencari kesempatan tampil pada laga final di Wembley seperti ini. Kami pantas lolos jika melihat performa selama dua leg. Kami tampil fantastis di leg pertama yang dihelat di kandang dan kami punya banyak peluang di babak pertama," ujar Puel seperti dikutip BBC.

Southampton melaju ke final pertamanya sejak 2003, dan merupakan kali kedua berada di partai puncak Piala Liga Inggris setelah di tahun 60-an. Manchester United kemungkinan besar akan jadi lawan mereka di final.

”Di babak kedua begitu sulit, tapi kini kami akan ke Wembley, tidak hanya berpartisipasi tapi untuk jadi juara. Saya pernah sekali ke sana, hanya untuk menonton Prancis mengalahkan Inggris," sambung Puel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
12
10
1
1
24
8
16
31
2
Man. City
12
7
2
3
22
17
5
23
3
Chelsea
12
6
4
2
23
14
9
22
4
Arsenal
12
6
4
2
21
12
9
22
5
Brighton
12
6
4
2
21
16
5
22
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas