Laporan Wartawan SuperBall.id, Muhammad Robbani

TRIBUNNEWS.COM, LIVERPOOL - Topik 'Muslim Ban' tengah hangat dibahas di berbagai penjuru dunia usai Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump membatasi kedatangan para imigran dari tujuh negara Islam.

Para pelaku sepak bola dunia juga tak lepas dari isu imigrasi karena beberapa dari mereka pernah menjalani proses tersebut.

Meski tak terkait 'Muslim Ban' di Amerika, Bek Liverpool Dejan Lovren adalah salah satu orang yang pernah menderita saat menjadi seorang imigran.

Lovren lahir pada 5 Juli 1989 di Zenica, Yugoslavia.

Kini Zenica merupakan kota yang menjadi bagian dari Bosnia dan Herzegovina yang memisahkan diri dari Yugoslavia bersama Serbia dan Montenegro (kini Serbia dan Montenegro juga memisahkan diri), Slovenia, Kroasia, dan Makedonia.

Berkecamuknya Perang Bosnia pada 1992-1995 membuat keluarga Lovren memutuskan berimigrasi ke Muenchen , Jerman pada 1992.

Perang itu membuat 100 ribu nyawa manusia etnis Bosnia melayang dalam kejahatan genosida yang tercatat terbesar setelah Perang Dunia Kedua.

"Kami pindah dengan alasan keamanan dan menghabiskan waktu selama tujuh tahun di Muenchen , jadi itu bisa jadi kenangan indah masa kecil saya," ungkap Lovren sebagaimana dikutip SuperBall.id dari artikel Daily Mail yang diterbitkan pada 5 Desember 2013.

Lovren yang sudah nyaman tinggal di Muenchen terpaksa meninggalkan kota itu karena suatu permasalahan dan pindah ke Kroasia.

"Saya senang di Muenchen namun kami terpaksa pindah lagi karena masalah legalitas, itu adalah momen yang sulit karena saya tak bisa bicara Bahasa Kroasia dengan baik."

"Kami kemudian pindah ke Karlovac yang terletak 50 km dari Zagreb (Ibukota Kroasia)," tambahnya.

Klub Lovren, Liverpool akan mengangkat kisah sedih masa kecil sang pemain dalam waktu dekat atau tepatnya pada Rabu (8/2/2017).

Dirangkum dalam sebuah video, kisah itu diangkat dengan tema, 'Lovren: Hidupku sebagai seorang pengungsi.'

Video dokumenter itu akan disebarkan Liverpool ke seluruh dunia melalui laman LFCTV dan kabar baiknya bisa disaksikan secara gratis tak seperti konten video lainnya di laman tersebut. (*)