Madura United Terancam Pindah Home Base
Pasalnya, diakui Manajer Madura United Haruna Soemitro, setelah laga terakhir, Minggu (19/2/2017) kemarin malam, manajemen Madura United
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Setelah gelaran Piala Presiden 2017 Grup 5 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan usai, justru membuat nasib tuan rumah Madura United terancam pindah home base.
Pasalnya, diakui Manajer Madura United Haruna Soemitro, setelah laga terakhir, Minggu (19/2/2017) kemarin malam, manajemen Madura United sekaligus panpel mendapatkan surat dari pihak operator Piala Presiden bahwa stadion tersebut kurang layak untuk gelaran turnamen besar ataupun kompetisi apabila kondisinya masih seperti saat ini.
Tak dipungkiri, kondisi stadion yang sebelumnya memang dipaksakan untuk gelaran ISC 2016 lalu tersebut kondisinya masih sangat minim baik secara akses maupun infrastruktur.
"Ada hal yang perlu diperbaiki. Kami mendapat 'surat cinta' bahwa nasib Madura United di Pamekasan terancam. Karena operator penyelenggara menilai lapangan di sini (Pamekasan) sangat mengkhawatirkan, khususnya kerataan, kekerasan dan rumput. Jika itu tidak diperbaiki, Madura United terancam pindah home base," kata Haruna Soemitro, Senin (20/2/2017).
Menurutnya, dengan kondisi saat ini, Madura United tetap dapat berlaga dan masih dapat menggunakan namun hal tersebut juga harus ditunjang dengan perbaikan beberapa kekurangan yang ada stadion tersebut.
"Kami bisa berlaga, tapi dengan standar yang harus dipenuh. Jujur kemarin (Minggu) hujan membuat infratruktur yang serba becek membuat kami malu kepada tim tamu," ujarnya.
Pihaknya menuturkan bahwa sebagai user yang tidak bertanggung jawab atas kondisi stadion tersebut, Madura berharap agar pengelola stadion baik dari pemerintah Pamekasan atau pihak terkait melakykan finalisasi perbaikan.
Manajer Madura United yang pernah tersangkut kasus korupsi ini menambahkan bahwa Madura United membutuh kepastian siapa sesungguhnya yang bertanggung jawab atas pengelolaan stadion.
Sebab pihaknya menuturkan bahwa sebagai user, Madura United hanya berstatus pemakai.
"Andai 26 Maret 2017 kompetisi berjalan, sudah hampir pasti Madura United tidak bisa berhome base di sini. Kalau Madura United ditunjuk sebagai pengelola, kami siap mengelolanya," terang Haruna.
Namun apabila kondisi stadion tersebut masih dalam kondisi seadanya seperti saat ini, Madura United terpaksa akan menggunakan alternatif stadion lainnya, salah satunya di Stadion Gelora Bangkalan yang merupakan stadion awal di ISC 2016 lalu.
"Regulator dan operator jika tidak menyetujui pengajuan stadion ini, tentu kami harus cari alternatif. Banyak alternatif, kami bisa di Bangkalan," ungkapnya.
Kabarnya dalam surat peringatan yang dikeluarkan operator penyelenggara, ada sebanyak tujuh syarat yang harus diperbaiki di stadion tersebut agar Madura United masih dapat bertahan dan bermarkas di Pamekasan.
Di antaranya kondisi akses jalan masuk ke stadion, tribun VIP yang panas saat siang hari, kondisi lapangan yang keras, bergelombang dan rumput yang belum sesuai standar, tembok penonton terlalu tebal sehingga menutupi pandangan mata, resapan air, dll