Harus Ada Salary Cap dalam Penerapan Gaji Pemain
salary cap diterapkan untuk memastikan pemain-pemain yang tidak masuk dalam marquee player bisa merasa aman bahwa gajinya akan terbayarkan.
Penulis: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya kebijakan marquee player dalam Liga 1 diperkirakan akan menimbulkan kekhawatiran terhadap finansial klub. Sebab bukan tidak mungkin klub akan kesulitan membayar gaji pemain dengan adanya marquee player tersebut.
Namun PSSI, sudah memikirkan cara untuk mengantisipasi keseimbangan finansial klub terkait adanya marquee player tersebut, salah satunya dengan salary cap.
"Banyak yang khawatir soal marquee player terkait finansial. Karena iru ada aturan salary cap yang akan diterapkan di Liga 1," kata Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono kepada wartawan kemarin.
Namun, Joko meminta semua pihak bersabar menunggu adanya pengumuman resmi pada 29 Maret mendatang. Hal itu akan diumumkan saat rapat klub dan operator terkait aturan Liga 1 2017.
"Nanti ada manager meeting dengan operator klub pada tanggal 29 Maret. Diumumkan di situ oleh operator," tuturnya.
Masih kata Joko, salary cap diterapkan untuk memastikan pemain-pemain yang tidak masuk dalam marquee player bisa merasa aman bahwa gajinya akan terbayarkan.
Dirinya menilai, batasan tertinggi untuk gaji pemain dalam satu musim kompetisi hendaknya tidak boleh lebih dari Rp 15 miliar.
"Batas toleransi salary cap Rp 15 miliar," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.