Giroud Tak Mau Pusing dengan Kritikan di Timnas Prancis
Terlebih banyaknya pesaing muda, para penyerang bertalenta di timnas Prancis yang dinilai lebih pantas jadi starter. Tapi Giroud membuktikan
Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Banyak yang mencemooh ketika Olivier Giroud kembali dipanggil masuk timnas Prancis. Kiprahnya yang melempem bersama Arsenal musim ini dimana ia hanya menyumbang delapan gol dari 19 kali tampil, tujuh kali jadi starter, membuat banyak yang menilai performa striker 30 tahun ini sudah habis.
Terlebih banyaknya pesaing muda, para penyerang bertalenta di timnas Prancis yang dinilai lebih pantas jadi starter. Tapi Giroud membuktikan bahwa ketika tampil dengan jersey Les Bleus, ia tetap sosok yang bisa diandalkan.
Terbukti ia memborong dua gol saat Prancis menekuk tuan rumah Luksemburg 3-1 di Stadion Jose Barthel, Letzebuerg dalam pekan kelima kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa Minggu (26/3) kemarin.
"Apapun yang dikatakan orang terhadap saya, saya tetap hanya fokus pada pertandingan. Saya menutup kuping untuk setiap perkataan negatif, dan hanya mengikuti instruksi pelatih, serta berlatih keras setiap hari," ujar Giroud.
Sumbangan dua gol itu menambah koleksinya menjadi 23 gol untuk timnas Prancis, dan ia menduduki peringkat sepuluh dalam daftar top skor sepanjang masa Les Bleus. Itulah gol ke-12 yang diproduksinya dari 19 laga terakhir, yang menunjukkan konsistensi Giroud membobol gawang lawan.
Pelatih Didiers Deschamps menurunkan formasi terbaiknya di laga ini.
Mereka pun tampil mendominasi pertandingan. Sepanjang laga, Prancis dengan penguasaan bola 63% tercatat melepaskan 17 tembakan dengan sembilan yang mengarah ke gawang. Sementara tuan rumah Luksemburg hanya membuat tiga percobaan dan hanya satu yang on target.
Finalis Piala Eropa 2016 ini membuka gol di menit ke-28. Kesalahan gelandang Luksemburg, Mario Mutsch, memberi kesempatan kepada Prancis untuk melakukan serangan balik. Serangan itu kemudian dituntaskan oleh Olivier Giroud yang dengan mudah menyelesaikan umpan Djibril Sidibe.
Tapi keunggulan Prancis hanya bertahan enam menit. Tuan rumah menyamakan kedudukan lewat eksekusi penalti Aurelier Joachim. Wasit memberi hadiah penalti menyusul pelanggaran yang dilakuan oleh Blaise Matuidi.
Hanya berjarak tiga menit, wasit kembali menunjuk titik putih. Kali ini Prancis yang mendapat hadiah penalti setelah Sidibe dijatuhkan oleh Daniel Alves da Mota. Griezmann dengan tenang mengeksekusi bola untuk mengembalikan keunggulan Prancis.
Prancis melebarkan keunggulan di menit ke-77. Benjamin Mendy yang dapat ruang di sayap kiri melepaskan umpan silang ke kotak penalti. Giroud menyelesaikannya dengan sebuah sundulan untuk mengubah skor menjadi 3-1 yang bertahan sampai bubaran.
"Kami tampil terlalu hati-hati di awal pertandingan. Syukurlah kami bisa mencetak gol relatif cepat, meski sempat khawatir juga karena lawan bisa menyamakan kedudukan. Saya memberi apresiasi tinggi untuk para pemain Luksemburg yang tampil ngotot," kata Giroud dikutip dari Le Figaro.
Kemenangan ini membuat Prancis mempertahankan posisnya di puncak klasemen Grup A dengan 13 poin dari lima pertandingan. Mereka unggul tiga angka dari Swedia yang beberapa saat sebelumnya menang 4-0 atas Belarusia. Sementara itu, Luksemburg masih belum beranjak dari dasar klasemen dengan satu poin.