PSIS Semarang Tundukkan Persik Kediri 2-0 di Uji Coba
Hasil ini terasa memuaskan bagi fans Mahesa Jenar mengingat pertemuan terdahulu di Kediri berakhir imbang 1-1.
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Hesty Imaniar
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - PSIS Semarang menang 2-0 atas Persik Kediri dalam laga uji coba di Stadion Jatidiri, Minggu (2/4/2017).
Hasil ini terasa memuaskan bagi fans Mahesa Jenar mengingat pertemuan terdahulu di Kediri berakhir imbang 1-1.
Kejayaan ini membuat tim asuhan Subangkit makin percaya diri menghadapi kompetisi Liga 2.
PSIS menang berkat gol Haudi Abdillah menit 48 dan Johan Yoga menit 75.
Dominasi tuan rumah di babak kedua juga tak lepas dari diusirnya pemain tamu Jaya Hartono menit 55 karena mengantongi kartu kuning kedua.
Tak ada gol tercipta di babak pertama lantaran sejumlah peluang emas dilewatkan begitu saja oleh Johan dkk.
Pemain PSIS juga beberapa kali membuat kesalahan.
Di babak ini, pelatih Subangkit menggunakan formasi 3-4-3.
Baca: Pelatih Persik Kediri Bejo Sugiantoro Puji Kecerdikan PSIS Ubah Formasi
Sebaliknya, Persik berusaha menekan melalui serangan balik dari sisi lapangan.
Setelah jeda, Subangkit mengubah strategi dengan menerapkan formula 4-4-2.
Dia menarik Saddam Sudarma dan M Juni serta memasukkan Erik Dwi Ermawansyah dan Ahmad Agung.
Perubahan taktik ini membuat serangan PSIS makin mulus.
Pada menit 48, Haudi Abdillah mencatatkan namanya di papan skor.
Berawal dari tendangan sudut Safrudin Tahar, terjadi kemelut di depan gawang Persik yang dijaga Tedi Heri.
Melakukan salto, tendangan Haudi membuat bola mengenai kaki bek Persik Ahmad Taufik sebelum menggelinding ke pojok kiri gawang.
Ribuan suporter yang berada di Jatidiri pun bersorak-sorai menyambutnya.
Setelah gol itu tercipta, PSIS tak mengendorkan serangn.
Usaha mereka menciptakan gol tambahan dipermulus keluarnya Jaya Hartono yang mendapat kartu kuning kedua.
Namun, gol yang ditunggu itu baru lahir menit 75 dari kaki Johan Yoga.
Kembali Tahar menjadi kreatornya dengan memberi umpan matang kepada el capitano.
Johan tanpa ampun melepaskan tendangan first time tanpa mengontrol bola.
Bola pun meluncur deras ke gawang Tedi Heri.
"Mengubah formasi di babak kedua memang merupakan strategi tersendiri. Terbukti dengan 4-4-2, pemain lebih agresif dan sukses mencetak dua gol," terang Subangkit seusai laga.
Menurutnya, formasi 3-4-3 cocok digunakan dalam laga tandang.
Dengan menumpuk pemain di lapangan tengah, serangan lawan jadi teredam, minimal menghasilkan satu poin dari skor imbang.
Sebaliknya, kurang efektif di laga kandang yang menuntut tuan rumah menyapu bersih angka dalam kompetisi.
Masuknya Ahmad Agung juga mampu menambah daya dobrak.
Di sisi lain, penggunaan skema 4-4-2 membuat pemain tengah tidak kewalahan mondar-mandir membantu pertahanan.
"Baik lini belakang dan tengah menjadi sama kuat. Pemain tengah fokus membantu serangan. Terbukti kami mampu mencetak gol setelah menggunakan formasi tersebut," jelas Subangkit. (*)