TRIBUNNEWS.COM - Italia terus menempel ketat Spanyol di klasemen sementara grup G babak kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa usai membantai Liechtenstein dengan skor 5-0 di Dacia Arena, Senin (12/6) dini hari.

Meski sama-sama mengoleksi 16 poin, Italia kini masih duduk di peringkat kedua klasemen karena pada saat yang sama Spanyol berhasil menang 1-2 atas Makedonia.

Gli Azzurri belum mampu mendongkel Spanyol dari posisi puncak karena mereka kalah selisih gol. Meski begitu, kemenangan atas Liechtenstein dinilai Giorgio Chiellini sebagai bekal yang bagus sebelum bertamu ke kandang Spanyol pada 3 September mendatang.

Italia kini memang masih membidik peringkat puncak klasemen grup G agar bisa lolos otomatis ke putaran final Piala Dunia 2018. Tim yang duduk di posisi runner up nantinya harus mengikuti babak playoff untuk menentukan apakah mereka bisa berlaga di turnamen bergengsi empat tahunan tersebut. "Kami tak berharap Makedonia mencuri poin dari Spanyol, meski tak ada yang mustahil dalam sepak bola. Yang paling penting kami melaksanakan tugas dan memenangkan pertandingan," ujar Chiellini kepada Rai Sport.

"Pada babak kedua kami tampil lebih tajam dan lebih konsentrasi. Kami harus berterima kasih pada fans di Dacia Arena, karena saya tak menduga atmosfer yang luar biasa. Itu malam yang hebat," sambung bek Juventus ini.

Chiellini kemudian menegaskan permainan Italia harus lebih tenang ketika bertandang ke Spanyol. Pasalnya, dalam laga melawan Liechtenstein, Italia sebenarnya mencatat begitu banyak peluang. Namun karena terburu-buru dalam penyelesaian akhir, tidak semua peluang itu mampu dikonversi menjadi gol.

"Kami menerima yang pantas didapatkan dan harus tetap tenang. Kami akan membutuhkan performa yang kuat mengandalkan kekuatan dan karakteristik kami. Spanyol mungkin akan mendominasi penguasaan bola, tapi kami masih mampu menyakiti mereka," ucapnya.

Hal serupa juga dikatakan pelatih Italia, Giampiero Ventura. Menurutnya babak pertama melawan Liechtenstein merupakan pelajaran bagi timnya lantaran mereka hanya mampu mencetak satu gol. Empat gol lainnya baru terjadi pada babak kedua lewat akasi Andrea Belotti, Eder Martins, Federico Bernardeschi, dan Manolo Gabbiadini.

"Babak pertama merupakan pelajaran yang akan membantu kami dalam laga berikutnya melawan Spanyol di Madrid. Ketika kamu ingin melakukan sesuatu secara terburu-buru tanpa berpikir, kamu kehilangan kesempatanmu," ujar Ventura.

Pada babak kedua, kata Ventura, Italia melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan pada babak pertama. Ventura menilai masalah yang terjadi dalam laga melawan Liechtenstein bukanlah soal peluang karena mereka mampu mencatat tujuh hingga delapan peluang bersih pada babak kedua.

"Ini yang saya maksud ketika berbicara tentang kesabaran. Kami akan mengingatnya di Madrid. Menurutku babak pertama berguna untuk menunjukkan pada kami apa yang harus dilakukan. Kami bermain lebih baik setelah turun minum," tuturnya.

Adapun selain Chiellini dan Ventura, Manolo Gabbiadini juga sudah mulai memikirkan laga melawan Spanyol. Meski pada pertemuan pertama mereka hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan tim Matador, Gabbiadini yakin Italia bisa mencuri tiga poin di Madrid. "Mampukah kami menang di Madrid? Tentu kami bisa melakukannya. Kami berbeda dibanding sebelumnya. Kami harus memenangkan setiap pertandingan dan pada akhirnya akan terlihat di mana posisi kami. Semuanya sangat bersemangat membantu tim," ujarnya.