Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

FIFA Tak Menemukan Bukti Kuat Suap Suara Rusia dan Qatar

Sebuah laporan FIFA menyebutkan penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022, Rusia dan Qatar, telah secara sah mendapatkan haknya sebagai tuan rumah meski

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah laporan FIFA menyebutkan penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022, Rusia dan Qatar, telah secara sah mendapatkan haknya sebagai tuan rumah meskipun banyak laporan merinci adanya pejabar negara yang mempengaruhi pemungutan suara.

Laporan setebal 430 halaman yang dirilis pada Selasa (27/6/2017) telah diselesaikan penyidik etika FIFA, Michael Garcia di bulan November 2014.

FIFA kemudian memilih untuk menerbitkan laporan ini setelah dokumen tersebut dibocorkan surat kabar Jerman, Bild.

Rusia dan Qatar terpilih menjadi penyelenggara Piala Dunia setelah kalah satu suara di Zurich pada bulan Desember 2010.

Garcia ditunjuk untuk melakukan penyelidikan setelah tuduhan secara gencar kepada FIFA karena dianggap mempengaruhi 22 anggota komite eksekutif di FIFA.

Laporan yang telah selesai di bulan November 2014 itu kemudian diserahkan hakim etika FIFA pada saat itu, Hans-Joachim Eckert, dan kemudian disarikan menjadi 42 halaman.

Keputusan dari ringkasan 42 halaman itu menyatakan bahwa tidak ada cukup bukti kuat yang mempengaruhi pemilihan suara tentang tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

BERITA REKOMENDASI

Akan tetapi karena kurangnya transparasi seputar penawaran penyelenggaraan pesta besar pecinta sepak bola dunia ini menyebabkan dakwaan terhadap sejumlah pejabar senior di FIFA yang berujung pada pengunduran diri di tahun 2015 dan melarang Presiden FIFA Sepp Blatter terlibat dalam seluruh kegiatan sepak bola.

Di Rusia, Gracia mengatakan bahwa Vladimir Putin, ketika itu menjabat Perdana Menteri Rusia yang saat ini menjadi presiden, telah secara aktif mendukung Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018.

Namun sikap Putin ini tidak terbukti melanggar aturan etika FIFA.

“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Rusia berusaha untuk mempengaruhi anggota eksekutif FIFA untuk mendapatkan dukungan suara,” ujar Garcia, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari laman New Straits Times, Rabu (28/6/2017).

Sedangkan komentar Garcia terhadap Qatar yang juga berusaha mempengaruhi anggota eksekutif FIFA juga sulit dalam pembuktiannya.


“Sejauh ini laporan yang mengindikasikan prilaku Qatar yang mungkin tidak memenuhi standar yang ditetapkan dalam kode etik FIFA dalam penawaran dapat dikurangi karena fakta yang ditemui sebagian besar karena Qatar menjalin kerjasama dengan yang lainnya,” ungkap Garcia.

Blatter juga membantah melakukan kesalahan dan menanggung tanggung jawab atas proses yang dinilai cacat serta berdampak menimbulkan sikap skeptisisme meluas bagi pecinta sepak bola dunia.

Namun Blatter tetap memuji FIFA karena telah menerapkan reformasi di organisasi terbesar sepak bola.

Rusia bersaing untuk bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dengan Inggris, Spanyol, Portugal, Belanda, dan Belgia.

Sedangkan rival Qatar di tahun 2022 adalah Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Kantor kejaksaan agung Swiss menggunakan laporan Garcia ini sebagai dasar penyelidikan kriminal yang diduga dilakukan oleh Rusia dan Qatar. (*)

Sumber: SuperBall.id
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas