Manajemen Persiba: Fasilitas Rumah Coach Milo Sangat Layak
Milomir Seslija mengeluhkan fasilitas yang diberikan manajemen Persiba Balikapapan selaku pelatih kepala di bawah standar.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Arif Fadilah
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Milomir Seslija mengeluhkan fasilitas yang diberikan manajemen Persiba Balikapapan selaku pelatih kepala di bawah standar.
Ia sempat mengatakan kondisi rumah yang ditempati lebih buruk dari pada pemain. Padahal Milo mendapat rumah di salah satu perumahan mewah di Balikpapan Baru, Balikpapan Kalimantan Timur.
Sedangkan pemain Persiba tinggal di mes yang telah disediakan. Sontak, keluhan Milomir lewat sebuah surat mendapat tanggapan balik dari manajemen Persiba Balikpapan.
Manajer Marketing Persiba Balikpapan Mochammad Ryan membantahnya. Rumah yang ditinggali Milo dikatakannya sangat layak huni.
Ryan menampik alasan tersebut sangat tidak masuk akal lantaran Persiba selama ini selalu memenuhi yang diinginkan mantan pelatih Arema FC tersebut.
"Selama dia di Persiba kami selalu usahakan dan bahkan turuti.Tidak ada alasan dia bilang rumahnya tidak layak. Kalaupun ada kekurangan di rumahnya ya pasti kita koordinasi dengan pemilik rumah tersebut," ujar Ryan kepada Tribun Kaltim pada Jumat (11/8/2017).
Manajemen mengomentari pernyataan Milomir yang ditulisnya menggunakan bahasa Inggris. Berikut isi suratnya:
Saya Milo Seslija dan saya ingin memberikan penjelasan tentang apa yang sedang terjadi.
Saya menghormati Persiba. Saya datang ke sini dengan semangat dan tekad yang kuat untuk membantu Persiba keluar dari zona degradasi.
Sekarang saya telah memutuskan untuk resign dari Persiba dengan cara yang baik-baik.
Ada beberapa alasan:
1. Saya tidak bisa memenuhi harapan Persiba.
Klub ini masih di zona degradasi (14 permainan yang kami ikuti, 2 menang, 3 seri, 9 kalah).
Itu jarak yang sangat jauh antara Persiba dan klub lainnya yang berada di zona aman.
Setelah bertanding melawan PSM, saya sudah ada niatan mau mengajukan resign.
Tetapi pihak manajemen dan para pemain memintaku untuk tidak melakukan hal itu.
Pada pertandingan terakhir melawan Perseru Serui, saya mengatakan pada manajer tim dan pemain jika saya resign dari Persiba.
Saya menghubungi pihak manajemen untuk bertemu denganku, tapi mereka tidak memiliki waktu untuk bertemu.
Saya sudah meminta untuk bertemu sejak Sabtu pekan lalu, tetapi tidak juga terlaksana.
Lalu pada hari Minggu mereka berjanji ingin bertemu denganku usai pertandingan, tetapi lagi-lagi gagal.
Mereka juga menyebut ingin bertemu pada hari Senin, tapi mereka malah membatalkannya.
Hingga hari Rabu kami sudah tidak bisa bertemu untuk menentukan waktu dan tempatnya.
Saya merasa gelisah dan memutuskan untuk pergi meninggalkan Balikpapan.
2. Saya memutuskan untuk keluar dari klub karena kami sudah tidak memiliki visi yang sama dengan fasilitas dan nutrisi (misalnya dengan memberikan makanan yang enak.
Saya ingin melindungi dan mencegah pemain cedera dan memperpanjang karier bermain, vitamin dan suplemen mineral lainnya.)
3. Akomodasi yang saya dapatkan sangat di bawah standar.
Saya tidak mengharapkan villa yang mewah tapi saya mengharapkan mendapatkan sebuah rumah yang layak untuk tempat tinggal ku bersama istri.
Saya merasa tidak dihargai sebagai pelatih, karena saya tidak bisa memiliki akses untuk mengontrol beberapa hal yang ada di dalam klub (fasilitas yang didapatkan pelatih lebih buruk ketimbang pemain)
Dari semua masalah ini, saya tidak pernah menyerah dan bekerja jujur untuk Persiba.
Saya membuat pemain yang biasa-biasa saja bisa menunjukkan kemampuan terbaik mereka dan berkompetisi dengan tim hebat yang ada di Indonesia.
Bagaimana pun, saya ingin resign dengan cara yang baik-baik (saya menghargai Sharyl, Yaser, Ryan, Bambang, dan semua orang yang ada di Persiba Balikpapan.
Saya berharap yang terbaik untuk Persiba Balikpapan di masa yang akan datang.
Salam sejahtera
tanda tangan
Milo Seslija