Orang Tua Sang Penentu Anak Jadi Pesepakbola yang Baik
Danurwindo, Direktur Teknik PSSI mengatakan di setiap kunjungannya ke seluruh pelosok Indonesia, selalu ada senyum dan semangat di dalam sepakbola.
Penulis: Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Setelah hampir setahun terbelenggu dalam pembekuan FIFA, PSSI dalam kepengurusan Edy Rahmayadi bergegas melakukan pembenahan di seluruh sisi terutama sisi sepakbola. Antusiasme bermain sepakbola di berbagai daerah pun tetap menyala.
Danurwindo, Direktur Teknik PSSI mengatakan di setiap kunjungannya ke seluruh pelosok Indonesia, selalu ada senyum dan semangat di dalam permainan sepakbola.
“Mau bermain di lapangan rumput atau hanya bermain di dalam gang kecil, anak-anak kita selalu antusias bermain sepakbola. Dari mereka baru bisa berlari sudah menyukai permainan ini, hal itu saya lihat dimanapun di seluruh bagian Indonesia.”
Maka dari itu Danurwindo tak lupa memasukkan kelompok usia 5 – 9 tahun dalam kurikulum sepakbola “Indonesian Way”.
Usia ini merupakan bagian dari fase perkembangan seorang pemain sepakbola. Dimana usia 5-9 tahun disebut fun phase, fase kegembiraan saat mengenal sepakbola.
Selanjutnya usia 10-13 tahun yang disebut fase pengembangan skill, dan terakhir usia 14-17 tahun sebagai fase permainan.
“Di usia 5 sampai 9 tahun adalah tahap pengenalan indahnya sepakbola, caranya dengan belajar dalam bermain sepakbola . intinya buat anak-anak bergembira dulu dan nanti mereka akan mencintai olahraga ini dengan sendirinya, disitu peran utama orangtua.” jelas mantan jurulatih Tim Nasional Primavera Baretti medio 1990an.
Tak hanya itu, orangtua pun yang menjadi penentu bagaimana sang anak menjadi pesepakbola yang baik, dari segi kemampuan maupun psikologi.
“Dalam fase ini orangtua memiliki andil paling besar memperkenalkan sepakbola kepada anak-anak muda, belajar dari bermain sepakbola dengan gembira, mengetahui aturan main, mengajarkan cara sosialisasi, menghormati teman bermain, lawan bermain, wasit, dan semua yang terlibat dalam sepakbola. “
“Termasuk gaya hidup, nutrisi yang baik, istirahat yang cukup, dan juga kesehatan mentalnya. Ini bukan hanya membuat sang anak jadi pesepakbola yang hebat, tapi juga jadi modal dia sebagai bagian dari sosialisasi masyarakat,” beber Danurwindo.
Mengenai pola latihan, tidak ada pola spesifik yang dianjurkan oleh Coach Danur. Karena menurutnya, usia utamanya adalah menanamkan kecintaan dan kegembiraan bermain sepakbola.
“Tidak ada yang instan dalam sepakbola , dan memang tidak ada dan tidak disarankan pola latihan dan bermain untuk usia mereka, yg penting fun dulu. Itu kunci utama sebelum melangkah ke fase selanjutnya.”
Setelah usia 5-9 tahun di fase pengenalan, selanjutnya ada fase pengembangan skill di usia 10-13 tahun. DImana usia ini disebut juga usia emas untuk belajar (golden age of learning) sepakbola. Mengenai fase ini, akan dibahas dalam artikel PSSI selanjutnya.