Gara-gara Video Aksi 'Spektakuler' ini, Pemain Borneo FC Terens Puhiri Jadi Sorotan Dunia
Adalah sosok winger Borneo FC, Terens Puhiri, yang aksinya menuai sorotan dari publik maupun dunia internasional.
Penulis: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Borneo FC menekuk Mitra Kukar 4-0 dalam laga lanjutan Liga 1 di Stadion Aji Imbut, Tenggarong.
Selain hasil pertandingan 4-0, ada hal lain yang mencuri perhatian dalam laga yang digelar Senin 23 Oktober kemarin.
Adalah sosok winger Borneo FC, Terens Puhiri, yang aksinya menuai sorotan dari publik maupun dunia internasional.
Gol ketiga Borneo FC tersebut dicetak Terens Puhiri pada menit 71 itu.
Baca: Rumah Kosong di Bandung Ini Bisa Buat Bulu Kuduk Merinding, Ada Sosok Bergoyang Bila Diterpa Angin
Berawal dari counter attack, Terens Puhiri memamerkan kemampuannya melaju kencang dengan mengecoh lini belakang.
Pemain asal Papua tersebut mampu melewati bek dan kiper Mitra Kukar hingga kemudian mencetak gol.
Video aksi Terens Puhiri menuai sorotan dari akun jejaring sosial Twitter @FTalentScout pada Rabu (25/10/2017).
Rekaman itu menuai komentar dari para netizen.
Baca: Pemandu Lagu Cakar-cakaran di Tempat Karaoke, Lawannya Bukan Orang Sembarangan
"Incredible run by 20-year-old Terens Puhiri in Indonesian Liga 1," kicau akun @FTalentScout.
Berikut komentar dari netizen:
"20 years old. height 157cm. lightning pace," cuit akun @FTalentScout.
"@FTalentScout is that even human?" cuit akun @different_class.
"@FTalentScout Anjay masuk media internasional," kicau akun @setiawanoditya.
Ini videonya:
Penerus Boaz
Nama Terens Owang Puhiri digadang-gadang menjadi penerus Boaz Solossa.
Lincah dan gesit, itulah kata-kata yang bisa menggambarkan pemuda asal Papua yang dimiliki Pusamania Borneo FC itu.
Ditambah lagi, ia merupakan pemain multifungsi.
Kadang bisa di posisi sayap kanan, sayap kiri, atau striker bayangan.
Sebelum meraih sukses seperti sekarang, Terens sebetulnya menjalani hidup yang cukup sulit.
Baca: Geger Video Mesum Diduga Mahasiswi dari Universitas Ternama di Jakarta, Netizen Penasaran!
Ia bukan dari keluarga berada, apalagi sejak ayahnya, Ricky Nelson Puhuri, pergi meninggalkannya.
Praktis hanya mamanya sendiri yang membesarkan dia beserta adik-adiknya.
Ia pun harus bekerja mengumpulkan kaleng bekas agar bisa membeli perlengkapan sepak bola.
“Karena daerah rumah dekat dengan pantai, paling saya bermain di sana. Sembari bermain, saya juga kumpulkan kaleng bekas untuk dijual ke tukang loak. Nanti sewaktu pulang bisa ditukarkan, hasilnya dipakai buat beli sepatu bola,” kata Terens seperti dikutip BOLASPORT.
Meski bakatnya sudah diasah sejak duduk di kelas tiga sekolah dasar, ia sempat ditolak oleh SSB Numbay Star pada 2006 karena dianggap terlalu pendek.
Setahun kemudian, barulah ia bisa masuk tim tersebut.
Ia mulai menyita perhatian ketika menyabet gelar pemain terbaik dan top scorer Liga Danone 2008 meski timnya, Numbay Star, hanya finis di peringkat ketiga.
Selepas dari Jayapura, Terens kemudian hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah dan karier sepak bolanya.
Baca: Bertamu ke Istana Merdeka, Anies-Sandi Tak Dapat Makan, Cuma Dapat Ini dari Jokowi
Ia masuk SMA Persada dan di saat bersamaan mengikuti seleksi timnas U-15 untuk Piala AFF di Laos.
“Saya diajak langsung oleh coach Amos melanjutkan SMA di Jakarta agar saya bisa seleksi di timnas untuk AFF di Laos. Saat itu tim dilatih Mundari Karya, Mungkin saya direkomendasikan oleh almarhum (coach Amos) karena dekat dengan Mundari,” kata Terens.
Kini, Terens terus berkembang dan menjadi tumpuan Pesut Etam di Liga 1.
Penampilan apiknya terus memberikan kontribusi besar bagi klubnya tersebut.
Jika terus bermain bagus, bukan tak mungkin ia bakal segera memperkuat pasukan garuda.
Setelah tampil apik di Piala Presiden 2015, Terens terus berkembang dan menjadi tumpuan Pesut Etam di Liga 1.
Kemampuannya sudah mulai diperhitungkan di kancah sepak bola Indonesia.
Mengingat usianya belum genap 21 tahun, harus diakui memang jalan Terens untuk mengikuti jejak seniornya itu masih panjang.
Tetapi, melihat kemampuan dan bakat di usianya yang belia, ia punya potensi buat berkembang menjadi pemain top.
Bukan tak mungkin, di masa depan Terens bisa menggantikan Boaz sebagai salah satu penyerang terbaik yang dimiliki Indonesia.