Bengawan Cup III 2017 Dapat Dukungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dalam rangka mengoptimalkan kampanye persamaan hak perempuan di sepak bola, Kaukus Anak Gawang galang dukungan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka mengoptimalkan kampanye persamaan hak perempuan di sepak bola, Kaukus Anak Gawang galang dukungan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Dukungan dari semua pihak ini diharapkan mampu lebih mengoptimalkan kampanye sepak bola perempuan yang dikemas KAG lewat hajatan turnamen antar klub sepak bola wanita, Bengawan Cup 2017 di Surakarta, dari 17-24 Desember mendatang.
“Dari aspek olahraga kami sudah mendapat dukungan dari Kemenpora, sedang dari sisi sepak bola kami juga mendapat dukungan dari PSSI. Karena ini terkait perempuan, kami merasa perlu juga mulai membangun komunikasi dengan kementrian PPAP,” ungkap Heru Pujihartono, Ketua Bengawan Cup III 2017.
Untuk pelaksanaan kali ini, KAG juga berkerja sama dengan HM Jakarta Sportindo, selaku konsultan event yang sudah familiar dengan kompetisi sepak bola di tanah air. Upaya merangkul banyak pihak, bukan lain untuk lebih mengoptimalkan kampanye.
Bukan sekedar wacana dan rencana, upaya membangun komunikasi dengan Kemenpora dan PSSI sudah dilakukan. Hal ini telihat dengan telah diterbitkannya surat rekomendasi dari kedua otoritasi tertinggi.
Sedang terkait Kementrian PPPA, komunikasi awal juga sudah dibangun dengan berkunjung di kantor kementerian yang terletak di bilangan Jalan Merdeka, Jakarta Pusat, dan diterima oleh Muhammad Ihsan, Asisten Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementrian PPPA.
“Pada prinsipnya Ibu Menteri mendukung upaya dari masyarakat untuk melakukan pemberdayaan perempuan di semua sektor. Seperti beberapa waktu lalu, Ibu menteri juga hadir dalam acara diskusi asosiasi pekerja perempuan di perkapalan. Termasuk ini,di sepak bola,” urai Muhammad Ihsan.
Seyogyanya, KAG berkesempatan akhir pekan lalu memaparkan langsung perjalanan empat tahun terakhir dalam mendorong persamaan hak perempuan di sepak bola kepada Yohana Susana Yembise, Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak.
Setelah mendengar pemaparan mendalam terkait pentingnya sepak bola bagi masyarakat Indonesia, dan dimana posisi perempuan di tanah air saat ini dan dunia, saat ini sedang diagendakan ulang untuk dapat memaparkan langsung ke Yohana Susana Yembise.
Berbicara perempuan dan sepak bola, di Indonesia maupun dunia. Keterlibatan putri-putri bangsa masih sangat rendah, sedang dari sisi isu global, sepak bola wanita sudah menjadi program utama otoritas tertinggi FIFA.
Sedang Indonesia, berbicara kompetisi, seiring kian tingginya level permainan putri di Asia, Indonesia kian tertinggal jauh. Jika tidak segera dilakukan gerakan bersama-sama, maka akan kian tertinggal.
Bukan hanya Thailand yang lolos Women’s FIFA World Cup 2015, kini Fipilina yang menjadikan sepak bola sebagai olahraga kesekian setelah basket, lewat tim putri sudah menembus delapan asia, dan bersiap berebut lima tiket ke Piala Dunia 2019.