Komite Medis PSSI Gelar Kursus Penanganan Darurat dan Program Doping
Pelatihan ini melibatkan 60 dokter olahraga dari 15 negara kawasan Asia tenggara dan Asia Timur ditambah Australia.
Penulis: Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Komite medis Asian Football Federation (AFC) menyelenggarakan pelatihan tentang kegawat daruratan medis sepakbola dan program anti doping di St. Luke Medical Center Manila , Filipina sejak tanggal 31 Oktober – 3 November 2017.
Pelatihan ini melibatkan 60 dokter olahraga dari 15 negara kawasan Asia tenggara dan Asia Timur ditambah Australia.
Dan PSSI melalui Komite Medis dr.M.Ikhwan Zein, dokter spesialis kedokteran olahraga yang dikirim mengikuti pelatihan tersebut.
“PSSI merasa terhormat mendapat prioritas mengikuti seminar ini dari anggota AFC lainnya, dan pastinya ilmu ini sangat berguna bagi sisi medis sepakbola kita. Dan memang sudah semestinya kita bersama-sama terus sadarkan masyarakat tentang risiko dan pentingnya medis dalam penyelenggaraan sepakbola,” paparnya.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dokter di kawasan tersebut dibidang Football Medicine.
Kualifikasi peserta pun diseleksi secara ketat oleh AFC karena harapannya mereka yang telah tersertifikasi pelatihan ini mampu menjadi instruktur medis dan menyebarkan ilmunya di federasi negara masing-masing.
Datang sebagai pembicara utama ialah Professor Efraim Kramer, dokter spesialis kegawatdaruratan (emergency) yang merupakan anggota komite medis FIFA dan tim medis untuk Piala Dunia Russia 2018. Sebelumnya, ketua komite medis AFC Dato Dr.
Gurcharan Singh dalam sambutannya mengatakan bahwa aspek medis dalam sepakbola telah mendapat perhatian penuh dari FIFA dan AFC, harapannya kedepan setiap anggota federasi dapat memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan pesepakbola di negara masing-masing.
Materi hari pertama dan kedua dalam pelatihan ini berisi tentang penanganan kegawatdaruratan medis dibidang sepakbola, baik itu serangan jantung mendadak, cedera kepala leher, gegar otak, serangan alergi (anafilaksis), asma, kejang epilepsi, cedera panas hingga kasus sambaran petir.
Dalam sesi ini dibahas juga tentang kasus meninggalnya kiper Choirul Huda yang terjadi di Indonesia dan menelaah dari sisi medis dan penanganannya.
Peserta tidak hanya mendengarkan presentasi dari narasumber namun juga melakukan sesi praktek dalam menanganani kegawatdaruratan saat di lapangan.
Hari ketiga dan keempat membahas aspek kesehatan pada sepakbola secara umum mulai dari nutrisi, verifikasi gender, sepakbola wanita, cedera olahraga, program rehabilitasi hingga doping.
Simulasi pengambilan sampel doping dilakukan oleh setiap peserta yang berperan sebagai Doping Control Officer (DCO).
Hari keempat merupakan hari terakhir dan dilakukan penutupan. Hadir dalam penutupan ini Direktur St.Luke Medical Center dan Sekjen dari federasi sepakbola Filipina.