Politikus Bali Kecewa: Konspirasi Bikin Bali United Kalah
Tak hanya suporter, anggota DPRD Bali Ketut Kariasa Adnyana geleng kepala dengan keputusan Komisi Disiplin PSSI.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, Marianus Seran
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Tak hanya suporter, anggota DPRD Bali Ketut Kariasa Adnyana geleng kepala dengan keputusan Komisi Disiplin PSSI.
Sekretaris Komisi III DPRD Bali itu mengkritik keras masih adanya konspirasi di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia yang dilakukan pihak operator dan federasi.
“Ini konspirasi menuju akhir musim. Kok ada keputusan memberikan tambahan poin ke Bhayangkara FC, padahal kalau bersalah Mitra Kukar yang disanksi, bukan Bhayangkara FC diberikan tambahan poin,” ujar Adnyana.
Baca: Berduka Lihat Sikap PSSI, Suporter Bali United Siap Hitamkan Stadion Dipta di Laga Pamungkas
Baca: Pendukung Bali United: Ketum PSSI Harus Turun Tangan Selesaikan Masalah Ini!
Baca: Simon McMenemy: Kalah Seperti ini Menyakitkan Bagi Bali United
Baca: CEO Bali United: We Are The Real Champion!
Baca: Manajer Madura United: Bhayangkara FC Halalkan Segala Cara untuk Juara
Dalam pertandingan Madura United verssus Bhayangkara FC, Rabu (8/11/2017) malam, ia juga melihat begitu cepatnya wasit memberikan kartu merah.
Bahkan jumlahnya tiga kartu merah kepada pemain Madura United. Ia tidak menyalahkan ada rasa curiga hingga kemarahan masyarakat Bali dan pemain Bali United.
“Ini sekarang harus ada penjelasan dari PSSI dan klarifikasi mengenai hal ini,” kata dia.
Politikus asal Busung Biu, Kabupaten Buleleng, ini mengatakan begitu tulusnya masyarakat Bali menghidupkan kambali sepak bola di Pulau Dewata.
Bahkan ia melihat orang Bali seperti suporter di Eropa ketika begitu tertib memasuki Stadion Kapten I Wayan Dipta dan selalu membeli tiket.
“Orang Bali juga berani beli merchandise tiga kali lipat dari harga yang imitasi, jangan dibunuh hal seperti itu. Orang Bali itu bukan apatis, mereka cuma koh ngomong (malas bicara). Mereka pasti semua kecewa dengan PSSI,” jelas dia.