Laporan Wartawan Tribun Bali, Marianus Seran

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Setelah pulang dari peminjaman ke PSMS Medan musim lalu, striker lokal Bali United, Made Binter Wirahadi, harap-harap cemas.

Semakin banyak pemain asing bertipe penyerang yang musim ini memperkuat Bali United. Ini memaksa pemain yang akrab disapa Binter itu untuk bertahan atau mencari klub lain karena kontraknya berakhir Desember ini.

Jika memang harus hengkang, Binter tak sulit berlabuh ke tim lain. PSMS Medan dan Bhayangkara FC menjadi dua klub yang sudah berkomunikasi secara resmi dengannya.

Tak ada pilihan, saatnya Binter memilih.  Terkait tawaran PSM Makassar menjadi pemain permanen klub tersebut, Binter tak menampiknya. 

Baca: Persela Lamongan Terdesak Dapatkan Kiber Baru untuk Musim Depan

Baca: Parade Foto Gempa Mengguncang Karanggnunggal di Tasikmalaya

Baca: Madura United Masih Buntu Rayu Gelandang Naturalisasi Ini

Baca: Madura United Tak Tergesa Cari Pemain di Lini Pertahanan

Baca: 5 Pemain Seleksi Terdepak dari Persela Lamongan

"Habiskan kontak dulu bersama Bali United. Nanti bicara dengan Owner Bali United dulu. Kalau disuruh memilih bagus di Bali United. Manajemen dan pengelola bagus," ungkap Binter. 

Menurut Binter, kedatangan banyak penyerang bagus bagi tim sehingga pelatih memiliki pilihan. 

Terkait kesempatan main, Binter menyerahkan kepada pelatih jika dirinya masih bersama Bali United. 

"Kita lihat nanti di tim, siapa dibutuhkan main ya harus siap. Kalau di sini, bagaimana kita lihat saja. Soalnya ke PSMS Medan dan masa depan saya bukan keputusan saya saja," ucap dia.

Binter tampaknya berat meninggalkan keluarga. Ditanya terkait tawaran Bhayangkara FC, dirinya mengaku telah membangun komunikasi.

"Selesai kontrak akhir Desember. Soal Bhayangkara FC kemarin ada komunikasi. Tapi tunggu keputusan manajemen mereka," dia menambahkan. 

Pemain asal Padangsambian Denpasar ini menjelaskan, pelatih Simon McMenemy sudah menyetujui ingin menarik Binter ke tim korps Mabes Polri itu. 

"Tapi manajemen ada pertimbangan. Mungkin saja mereka lihat saat Liga II. Mungkin juga ke sana karena membela korps polisi," ucap dia.