Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Di Timnas Indonesia Dapat Posisi Baru di Belakang Striker, Evan Dimas Terlihat Belum Nyaman

Sejak namanya mencuat bersama Timnas U-19 Indonesia sebelum Piala AFF U-19 tahun 2013, Evan Dimas identik dengan posisi deep-lying playmaker.

Editor: Sapto Nugroho
zoom-in Di Timnas Indonesia Dapat Posisi Baru di Belakang Striker, Evan Dimas Terlihat Belum Nyaman
Super Ball/Feri Setiawan
Gelandang Timnas U-23 Indonesia, Evan Dimas Darmono duduk di bangku pemain cadangan saat skuat Garuda menjamu Timnas Islandia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (14/1/2018) malam. 

TRIBUNNEWS.COM - Eksperimen pelatih Timnas U-23 Indonesia, Luis Milla dengan menempatkan Evan Dimas Darmono pada posisi gelandang di belakang striker saat menghadapi Timnas U-23 Bahrain pada ajang PSSI Anniversary Cup 2018, Jumat (27/4/2018) malam, terbukti belum membuahkan hasil positif.

Sejak namanya mencuat bersama Timnas U-19 Indonesia sebelum Piala AFF U-19 tahun 2013, Evan Dimas identik dengan posisi deep-lying playmaker.

Dari posisi di lini tengah inilah Evan Dimas berperan sebagai metronom pengatur tempo dan keseimbangan timnya.

Yang mengesankan, dari posisi ini Evan Dimas bisa dengan jeli melihat waktu yang tepat untuk merangsek ke kotak penalti tanpa terpantau pemain lawan dan menciptakan gol sebagaimana berkali-kali diperlihatkannya.

Peran ini pula yang dijalaninya bersama Bhayangkara FC pada turnamen ISC 2016 dan saat membawa tim milik Kepolisian Negara RI tersebut ke tangga juara Liga 1 2017.

Namun, Luis Milla sepertinya mendapat inspirasi baru untuk mencoba Evan Dimas pada posisi baru di belakang striker.

Hal ini boleh jadi tak lepas dari mencuatnya penampilan Zulfiandi sebagai gelandang tengah bersama Sriwijaya FC di Liga 1 2018.

Berita Rekomendasi

Baca: Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-1 dari Bahrain, Pukul Pemain Lawan Rezaldi Hehanusa Diusir Wasit

Luis Milla mungkin melihat bahwa sektor gelandang bertahan Garuda Muda butuh tambahan kekuatan mengingat lawan-lawan yang bakal dihadapi di Asian Games 2018 tentu akan sangat berat.

Zulfiandi memang punya atribut defensif yang cukup baik.

Pada laga pamungkas bersama Sriwijaya FC saat menghadapi Persebaya Surabaya pada Minggu (22/4/2018) misalnya, kehadiran Zulfiandi membuat lini tengah Laskar Wong Kito lebih seimbang kendati juga diisi pemain ofensif seperti Esteban Vizcarra maupun Makan Konate.

Zulfiandi tercatat sebagai pemain Sriwijaya dengan jumlah operan terbanyak (48) pada laga tersebut.

Ia juga melakukan 2 tekel, memenangi 4 dari 5 duel udara, 3 kali memotong operan lawan, serta sekali menghalau bola.

Luis Milla, boleh jadi, melihat duet Zulfiandi dan Muhammad Hargianto akan semakin menebalkan otot defensif Timnas U-23 Indonesia dari lini tengah.

Pelatih asal Spanyol ini pun lantas mencoba menggeser Evan Dimas lebih ke depan.

Posisi baru ini sudah dicoba oleh Evan Dimas dalam sesi latihan Timnas U-23 Indonesia sehari menjelang lawan Timnas U-23 Bahrain.

"Tadi saya dicoba di posisi baru sama Luis Milla, di belakang striker," katanya kepada BolaSport.com.

Baca: Kalah dari Bahrain, Luis Milla: Terlalu Dini Menilai Hasil Minor Timnas U-23 Indonesia saat Ini

Sebagai pesepak bola profesional, tentu saja Evan Dimas harus siap tampil di posisi mana pun sesuai instruksi pelatih.

Hanya, sebagaimana yang terlihat dalam pertandingan melawan Timnas U-23 Bahrain, Evan Dimas belum terlalu nyaman dengan peran barunya itu.

Kreativitas Evan Dimas tergerus karena ia tak lagi menjadi sasaran operan rekan-rekannya.

Sebagaimana data yang dilansir BolaSport.com dari Labbola, Evan Dimas cuma menerima 20 operan saat menghadapi Timnas U-23 Bahrain.

Padahal, saat bermain di posisi gelandang bertahan dalam skema 4-2-3-1 ala Luis Milla, Evan Dimas biasanya menerima rata-rata 46,07 operan di tiap pertandingan.

Pemain yang berada pada posisi playmaker di belakang striker tentu mendapatkan pengawalan lebih ketat dibandingkan saat berada pada posisi lebih ke belakang.

Selain harus bersiap dengan hadangan dari bek lawan, ruang geraknya juga makin sempit oleh keberadaan gelandang bertahan di kubu tim seberang.

Hal inilah yang dialami Evan Dimas saat menghadapi Timnas U-23 Bahrain.

Minimnya jumlah operan yang diterima ini tentu berpengaruh pada passing yang dilakukan oleh Evan Dimas.

Baca: Sayap Persija Jakarta Riko Simanjuntak Nyatakan Keinginannya Bermain untuk Timnas Indonesia

Bila dibandingkan dengan pemain lain di susunan starting XI saat menghadapi Timnas U-23 Bahrain, Evan Dimas hanya melepas 26 operan alias cuma lebih banyak dibandingkan kiper Andritany Ardhiyasa, pemain sayap Osvaldo Haay, serta striker Lerby Eliandry.

Kesulitan Evan Dimas ini tak hanya berpengaruh pada dirinya sendiri, melainkan juga berimbas ke pemain lain.

Dalam 14 kesempatan bermain di posisi gelandang bertahan bersama Timnas Indonesia di era Luis Milla, Labbola melansir bahwa pemain berusia 23 tahun ini menciptakan rata-rata 1,67 peluang per laga.

Saat menghadapi Timnas U-23 Bahrain, Evan Dimas tercatat cuma menciptakan 1 peluang.

Masalahnya, Luis Milla tak bisa berharap Zulfiandi mampu menggantikan peran Evan Dimas sebagai aktor pencipta peluang bagi lini depan.

Saat melawan Timnas U-23 Bahrain, pemain Aceh berusia 22 tahun tersebut hanya sekali menciptakan peluang.

Hal itu sebenarnya tak mengherankan mengingat Zulfiandi juga cuma menorehkan rataan 0,4 peluang per laga di Liga 1 2018.

Belum lagi mengingat bahwa dengan menggeser Evan Dimas ke belakang striker berarti mengorbankan Septian David Maulana.

Pemain milik klub Mitra Kukar yang disebut terakhir ini belakangan mencuat sebagai playmaker baru Tim Merah Putih di era Luis Milla.

Baca: Meski Belum Pernah Juara, Peringkat Timnas Indonesia Lebih Baik dari Singapura, Vietnam dan Malaysia

Masuk pada menit ke-59 saat menghadapi Timnas U-23 Bahrain, Septian David Maulana membuat permainan Garuda Muda lebih menggigit berkat eksplosivitas gerakannya saat meliuk-liuk di antara pertahanan lawan.

Hal terakhir inilah yang membedakan gaya bermain Septian David Maulana dengan Evan Dimas Darmono.

Statistik Labbola memperlihatkan bahwa, saat bermain di posisi belakang striker, Septian David Maulana bisa menciptakan 8 peluang bagi timnas asuhan Luis Milla. (*)

Berita ini sudah tayang di BolaSport.com dengan judul: Statistik Perlihatkan Evan Dimas Belum Nyaman pada Posisi Baru di Belakang Striker bersama Timnas Indonesia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
12
10
1
1
24
8
16
31
3
Chelsea
12
6
4
2
23
14
9
22
3
Man. City
12
7
2
3
22
17
5
23
4
Arsenal
12
6
4
2
21
12
9
22
5
Brighton
13
6
4
3
22
18
4
22
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas