Momentum Piala Dunia, Moeldoko: Saatnya Sepak Bola Indonesia Berkaca
Gelaran Piala Dunia 2018 memberi dampak positif terhadap suatu organisasi sepakbola di setiap negara, termasuk Indonesia.
Penulis: Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Gelaran Piala Dunia 2018 memberi dampak positif terhadap suatu organisasi sepakbola di setiap negara.
Begitupun persepakbolaan Indonesia.
Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) TNI Moeldoko, berharap momentum empat tahunan ini saatnya berbenah bagi sepakbola tanah air.
Seharusnya, kata dia, sesepakbola dan penggiat olahraga ini mencontoh yang baik.
"(Dulu mau pimpin PSSI) sempat berencana untuk memperbaiki kultur dan pengelolaan pada organisasi PSSI yang jelek," kata Moeldoko yang pernah mencalonkam diri sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), di Jakarta, Minggu (17/6/2018).
Moeldoko merasa tergerak untuk menghentikan terjadinya praktek suap dan minimnya perhatian kepada pemain.
"Saya pernah berkata kalau pendekatan pidana jangan main-main," ujar mantan Panglima TNI itu menyoal sinyalemen suap yang dulu kerap mengemuka.
Moeldoko mengungkapkan niat dan tujuan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI waktu itu, untuk memperbaiki.
Diharap, dengan dukungan karakter yang sudah terbangun maka akan memunculkan prestasi.
Purnawirawan jenderal TNI bintang empat yang memfavoritkan penyerang Persija Bambang Pamungkas itu menilai Indonesia memiliki potensi dari sisi sumber daya manusia yang dapat dioptimalkan.
Di sisi lain, Kapten Tim Persija Ismed Sofyan pun berharap PSSI menjadikan Piala Dunia Rusia sebagai momentum perbaikan terutama terhadap kualitas kompetisi sepakbola nasional.
"Karena dari kompetisi akan melahirkan timnas yang bagus, kalau kompetisi tidak benar apa yang mau diharapkan dari timnas. Sekarang yang terjadi pada sepakbola kita kan yang sangat menonjol wasit yang jadi permasalahan," ungkap mantan pemain nasional itu.
Ismed menganggap kesuksesan suatu pertandingan tergantung terhadap kepemimpinan wasit di lapangan yang terjadi persoalan pecah kongsi pada awal kompetisi Liga I.
"Banyak klub yang tidak puas dengan kinerja wasit. Dan, federasi harus segera ambil langkah solusi apa yang harus diambil," tutur Ismed.
Hal lain yang perlu diperbaiki pada tubuh PSSI menurut pemain asal Aceh itu adalah transparansi dalam segala hal.
Termasuk sanksi terhadap wasit yang tidak profesional saat memimpin pertandingan.
PSSI juga harus membenahi kompetisi usia dini dengan memasukkan materi "fairplay" untuk membentuk kompetisi sehat karena banyak terjadi pencurian usia.
Bek Persija tersebut menggarisbawahi berbagai fasilitas di lapangan yang belum memadai sesuai standar AFC seperti ruang ganti dan kamar mandi.