TRIBUNNEWS.COM - Seorang wartawan televisi telah menerima permintaan maaf dari seorang pria yang menciumnya secara paksa ketika sedang live report di Piala Dunia.
Dilansir Tribunnews.com dari Metro.co.uk pada Sabtu (23/6/2018), Julieth Gonzales Theran dilecehkan oleh penggemar sepak bola saat ia sedang melporkan pembukaan Piala Dunia 2018 untuk channel lokal Jerman, Deutsche Welle (DW) di Saransk, Moskow.
Pria tersebut mencium pipinya sebelum akhirnya meninggalkan dirinya.
Pada saat kejadian, Theran tidak memberikan reaksi apapun, namun perbuatan pria tersebut telah mendapat banyak kecaman dari publik.
Pria tersebut bernama Reslan, seorang penggemar sepak bola dan telah mengajukan dirinya untuk meminta maaf dan mengungkapkan dia mencium reporter tersebut setelah membuat taruhan dengan temannya.
"Saya benar-benar minta maaf," katanya kepada Theran saat berada di video call yang dibagikan oleh Deutsche Welle.
"Saya meminta maaf yang paling dalam. Saya bertindak sembrono dan tidak berpikir bahwa saya akan membuatmu kebingungan dan syok," tambahnya.
Theran mengatakan bahwa perbuatan pria tersebut telah kelewatan namun ia mengatakan bahwa ia bersedia menerima permintaan maafnya.
"Saya menghargai bahwa Anda meminta maaf atas kesalahan Anda," kata Theran.
"Apa yang terjadi tidak bisa diterima dan tidak sopan, tapi itu hal yang benar untuk dilakukan dan saya menerimanya," tambahnya.
Theran pun kini juga harus mendapatkan keamanan ekstra agar dapat terus melakukan pekerjaannya.
Setelah permintaan maaf ini, Theran berkicau di akun Twitternya menyatakan bahwa dirinya siap untuk fokus pada sisa Piala Dunia setelah menyelesaikan masalah ini.
Lihat video permintaan maaf dari sang pria selengkapnya di sini!
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Theran juga sempat mengunggah video serangan seksual itu di akun Instagram pribadinya.
Ia menuliskan keterangan video yang menegaskan dirinya seharusnya tdiak menerima perlakuan tidak senonoh tersebut.
Apalagi saat itu ia sedang bertugas sebagai jurnalis profesional.
“Kami tidak pantas mendapatkan perlakuan ini."
"Kami sama-sama profesional dan layak."
“Saya berbagi kebahagiaan sepakbola, tetapi kami harus mengidentifikasi garis antara kasih sayang dan pelecehan," terang gadis berdarah Kolombia tersebut seperti dikutip dari New York Post, Kamis (21/6/2018).
(Tribunnews.com/Natalia Bulan Retno Palupi)