TRIBUNNEWS.COM - Jose Mourinho menantang Paul Pogba menularkan kegemilangannya di Piala Dunia 2018 untuk Manchester United musim depan.

Paul Pogba menjadi pemain kunci Prancis sepanjang perhelatan Piala Dunia 2018 di Rusia dan ikut mencetak gol saat Les Bleus menaklukkan Kroasia 4-2 di partai final.

Gelandang 25 tahun ini sebelumnya selalu menjadi sasaran kritikan di Manchester United karena penampilannya dinilai jauh dari harapan sejak tiba dari Juventus pada 2016 lalu.

Tapi kini, memanfaatkan momentum Piala Dunia 2018, Mourinho berharap bisa melihat "The Real Pogba" musim depan.

"Ini adalah tentang perfoma level tinggi dan kontribusi untuk kemenangan tim. Dengan trofi Piala Dunia di tangan, yang mana hanya sedikit pemain bisa meraihnya, saya yakin Paul (Pogba) akan memperlihatkan kualitas seperti di Rusia juga di (Manchester) United musim depan," ujar Jose Mourinho di Soccernet.

Dalam tulisannya di Inews, kolumnis olahraga, Oliver Young-Myles menyebutkan setidaknya ada tiga pra-syarat agar Paul Pogba bisa tampil sama bagusnya di Manchester United, seperti halnya di Timnas Prancis.

Pertama, menurutnya, Paul Pogba harus dilepaskan dari belenggu sebagai gelandang bertahan.

Musim lalu di Manchester United, dikutip dari situs Whoscore, Paul Pogba tercatat 17 kali turun menjadi gelandang bertahan dan sisanya menjadi gelandang sentral.

Baca: Efek Dahsyat Jorginho di Lini Tengah Chelsa

Di Timnas Prancis, awalnya pelatih Didier Deschamps juga menempatkan Paul Pogba sebagai gelandang semi bertahan dalam formasi 4-3-3 seperti saat mengalahkan Australia 2-1.

Belakangan, ia diberi kebebasan berkreasi, dan nalurinya untuk menyerang pun bisa terpuaskan.

Selain itu, Paul Pogba merasa semakin aman untuk maju karena di sampingnya ada N'Golo Kante serta Blaise Matuidi yang punya daya bertahan mumpuni.

Rekan gelandang dengan karakter bertahan ini menjadi syarat kedua agar Paul Pogba tampil apik di Manchester United.

Sosok N'Golo Kante setidaknya sudah terwakili oleh Nemanja Matic.

Dan untuk sosok Blaise Matuidi, para pendukung Manchester United boleh berharap kepada kehadiran gelandang anyar, Fred.

Pemain asal Brasil yang dibeli 52 juta pound dari Shakhtar Donetsk ini punya kekuatan dan energi yang tak kalah sangarnya dari Blaise Matuidi.

Andai tak terkena cedera, bukan tak mungkin ia bisa bersinar di Rusia.

Dengan keberadaan Fred sebagai gelandang box-to-box dan Nemanja Matic yang berdiri di depan empat bek, Paul Pogba bisa leluasa beroperasi sebagai pengatur serangan, seperti halnya yang ditunjukkan di Rusia.

Faktor lain Paul Pogba bisa meledak di Rusia adalah karena ia punya banyak pilihan dalam melepaskan umpan-umpan ke lini depan.

Baca: Rp 5 Triliun untuk Pengganti Xavi Hernandez

Ada Antoine Griezmann yang jadi penghubung terbaiknya di lini depan, ada Olivier Giroud yang tangguh dalam duel udara, dan kerap jadi pemantul bola, serta tentu saja ada Kylian Mbappe yang punya kecepatan ekstra untuk umpan terobosan.

Di Manchester United, seperti ditulis Oliver Young-Myles, stok penyerang dengan tipikal seperti itu sebenarnya melimpah.

Ada Romelu Lukaku dengan kekuatan, dan kecepatannya.

Ada juga Anthony Martial, Marcus Rashford, dan Alexis Sanchez dengan kelincahan dan kecerdasannya dalam mencari bola.

Yang diperlukan oleh Paul Pogba adalah kebebasan dalam berkreasi.

Di musim ketiganya di Old Trafford, inilah saat paling paling tepat baginya untuk menunjukkan kehebatan yang sesungguhnya, "The Real Pogba". (*)