Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Ironi Korupsi Malaysia, Proyek Akademi Sepak Bola Rp 310 Miliar, Tapi Bola Buat Latihan Saja Kurang

Negeri Jiran Indonesia, Malaysia, tengah jadi sorotan karena dihantam kasus megakorupsi sejumlah pejabat negara.

Penulis: Aji Bramastra
zoom-in Ironi Korupsi Malaysia, Proyek Akademi Sepak Bola Rp 310 Miliar, Tapi Bola Buat Latihan Saja Kurang
montase foto oleh Tribunnews (Sumber Foto : Bolasport, nstagram/syedsaddiq).
Sepak Bola Malaysia, masih belum mendapat fasilitas terbaik meski sudah kucurkan ratusam miliar rupiah. 

TRIBUNNEWS.COM - Negeri Jiran Indonesia, Malaysia, tengah jadi sorotan karena dihantam kasus megakorupsi sejumlah pejabat negara.

Malaysia pun disebut-sebut tengah diambang kebangkrutan, karena begitu besarnya utang mereka.

Meski demikian, pemerintah saat ini masih mengucurkan dana besar untuk pengembangan sepak bola di sana.

Kementerian Pemuda dan Olah Raga Malaysia, mengucurkan dana sekitar Rp 310 miliar untuk megaproyek bernama PPBN, atau Program Pembangunan Sepak Bola Negara.

Namun, uang sebesar itu ternyata hingga kini belum mendapatkan apa pun.

Alih-alih menyiapkan fasilitas mewah, temuan Menpora Malaysia, Syed Saddiq terhadap proyek ini, membuat heboh rakyat Malaysia.

Syed Saddiq, melakukan sidak ke akademi sepak bola Mokhtar Dahari Malaysia.

BERITA TERKAIT

Akademi ini diresmikan setahun lalu oleh mantan PM Malaysia yang kini diperiksa karena kasus megakorupsi, Najib Razak.

Hasilnya di luar dugaan Syed Saddiq.

Pusat pelatihan itu disebut Syed Saddiq jauh dari kata layak.

Syed Saddiq, saat melakukan sidak ke akademi sepak bola bagian dari proyek Program Pembangunan Bola Sepak Negara.
Syed Saddiq, saat melakukan sidak ke akademi sepak bola bagian dari proyek Program Pembangunan Bola Sepak Negara. (Instagram/syedsaddiq)

Menurut Syed Saddiq, banyak fasilitas di tempat itu yang rusak dan belum diperbaiki.

Para pemain blak-blakan pada Syed Saddiq, perihal buruknya fasilitas yang mereka terima.

"Para pemain sendiri complain kepada saya, kamar tidur mereka seperti oven. Makanan di SSB lama mereka, lebih baik dari makanan di sini,"

"Sampai mereka terpaksa seludupkan makanan, sebab kelaparan," ujar Syed Saddiq, yang menuliskan kekecewaannya itu di Instagram.

Tak hanya itu, akademi yang jadi bagian proyek ratusan miliar itu bahkan tak punya bola yang cukup untuk latihan.

Syed Saddiq juga mengatakan, para atlet tak mendapatkan baju latihan baru meski yang lama sudah kekecilan, pun demikian dengan sepatu bola mereka yang lusuh.

Itu belum termasuk atap bocor di beberapa ruangan, gym kosong tanpa peralatan, dan ruang hydrotheraphy yang tak bisa digunakan.

"Proyek 85 juta ringgit Malaysia (Rp 310 miliar) ini amatlah mengecewakan," kata Syed Saddiq.

Gagal Total

Federasi sepak bola Malaysia, FAM, langsung memecat pelatih Timnas U16 Malaysia, Lim Teong Kim, setelah Malaysia tersingkir dari Piala Asia U16 2018.

Hasil ini begitu membuat rakyat Malaysia kecewa, mengingat mereka diuntungkan lantaran menjadi tuan rumah.

Tak hanya rakyat Malaysia yang kecewa, Menteri Belia (Pemuda) dan Sukan (Olah Raga) Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, juga kecewa.

Bahkan, Syed Saddiq sampai mengungkit-ungkit besarnya gaji yang diterima oleh Lim Teong Kim.

Dikutip dari media Malaysia MStar, gaji yang diterima Lim Teong Kim cukup fantastis, yakni sekitar Rp 609 juta tiap bulannya.

Sebelum Kim dipecat, Syed Saddiq pun sempat menyebut, FAM perlu mempertimbangkan kembali besarnya gaji tersebut.

"Saya mengerti bahwa paket gaji dia setiap bulan mencapai 175 ribu Ringgit Malaysia (Rp 609 juta), yang dibiayai penuh oleh Kemenpora. Kontrak dia harus dilihat lagi," ujar Syed Syadiq.

Menurut Syed Syadiq, Teong Kim seharusnya bertanggungjawab terhadap kegagalan Malaysia, karena Kim sendiri yang menargetkan bisa membawa Malaysia ke Piala Dunia U17 di Peru pada 2019.

Pengorbanan Malaysia di peremajaan atlet sepak bola, termasuk Piala Asia U16 ini memang tak main-main.

Syed Saddiq menjelaskan, sebanyak Rp 278 miliar sudah dibelanjakan untuk progam NFDP (National Football Development Program) sejak 2014.

Meski demikian, pihaknya bertekad tidak akan menghentikan program NFDP meski pencapaian Timnas U16 Malaysia yang mengecewakan.

“Kita tidak boleh hentikan program NFDP, ini adalah program yang bagus. Memang program dasar sepak bola sudah disusun, tapi ini perlu direstrukturisasi," ujar Syed Syadiq.

"Setelah berpuluh juta ringgit dibelanjakan, sepak bola kita masih saja jalan tempat. Memang jelas perlu ada penstrukturan lagi, dan kita tidak boleh berkata kita dalam posisi selesai,” jelasnya.

Timnas U16 Malaysia mengalami 2 kekalahan selama Piala AFC U16.

Di depan publik sendiri, Malaysia dihajar 2-4 oleh Thailand dan 0-2 oleh Jepang. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas