Tiga Keanehan di Kecelakaan Pemain PSMP yang Disanksi Larangan Bermain Seumur Hidup
Insiden kecelakaan Krisna Adi memang memiliki beberapa keanehan. Dilansir BolaSylo dari beberapa sumber, berikut tiga kejanggalan berikut
Editor: Hasiolan Eko P Gultom

"Dia memang dari rumah saya jam dua pagi. Dia datang jam 11 malam. Lalu jam dua dini hari pulang ke rumahnya," tutur Johan Arga dilansir oleh Tribun Jogja.
2. Terjadi di area sepi dan minim saksi mata
Hingga kini, kronologi pasti mengenai kecelakaan yang menimpa Krisna Adi masih menjadi misteri.
Pasalnya, kecelakaan tersebut terjadi di jalan yang sepi sehingga minim saksi mata.
"Dia sama temannya posisi dibonceng atau memboncengkan saya belum tahu karena saksi mata minim. Selain itu tempat kejadian juga sepi, pihak kepolisian tidak ada jadi susah untuk kronologi detailnya," ucap Johan Arga.
Orangtua baru memberi kabar kepada Johan kecelakaan adiknya pagi hari atau beberapa jam setelah kejadian.
3. Janji wawancara dengan media di hari terjadinya kecelakaan
Pada hari kecelakaan, Krisna Adi sebelumnya telah membuat janji dengan salah satu media untuk wawancara terkait sanksi yang dia terima dan dugaan terlibat match-fixing.
Hal tersebut membuat Komisioner Bidang Hukum Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) Erwin Mahyudin merasa curiga.
"Patut diduga kecelakaan itu ada benang merahnya dengan rencana buka-bukaan yang bersangkutan," tegas Erwin.
"Apalagi Polri baru saja membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti-Mafia Bola untuk memberantas match-fixing," Erwin melanjutkan.
Polri harus melindungi Krisna Adi dan pihak lain yang berniat membantu mengungkap praktik match-fixing.
Jika diperlukan, kata Erwin, Polri bisa melibatkan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Kami mohon Kapolri memberikan perlindungan jiwa dan hukum kepada yang bersangkutan, termasuk orang-orang lain yang berpotensi menjadi saksi match-fixing yang kini sedang diusut Polri," ucap Erwin.