Gemilang di Timnas U-22 Indonesia, Marinus Wanewar Rupanya Nyaris Berkarier di Yunani
Marinus Wanewar ternyata pernah mengecap manisnya pengalaman bermain di luar negeri.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Di balik kegemilangannya, Marinus Wanewar ternyata hampir bergabung dengan Liga Yunani pada masa lalu.
Marinus Wanewar menjadi pemain timnas U-22 Indonesia yang paling bersinar di Piala AFF U-22 2019.
Betapa tidak, Marinus awalnya bukan menjadi pilihan utama lantaran timnas U-22 Indonesia memanggil penyerang berdarah Belanda, Ezra Walian.
Akan tetapi, Ezra Walian tak mendapat izin untuk bergabung dengan timnas dari klubnya, RKC Waalwijk.
Kesempatan itu membuka jalan Marinus Wanewar untuk menjadi penyerang utama di timnas U-22 Indonesia di Piala AFF U-22.
Pada partai pertama, Marinus belum diberi kepercayaan karena posisi penyerang kala itu dimainkan oleh Dimas Drajad.
Baru pada pertandingan kedua, kontra Malaysia, Marinus Wanewar menjadi starter.
Hasilnya mengesankan, Marinus mencetak satu gol dan membawa Indonesia bermain imbang 2-2 melawan tim Negeri Jiran.
Setelah itu posisi Marinus sebagai penyerang utama tak tergantikan.
Pemain yang baru menginjak usia 22 tahun itu menjadi top scorer Piala AFF U-22 dengan koleksi tiga gol, setara dengan kapten Thailand Saringkan Promsupa, dan pemain Vietnam Tran Danh Trung.
Sebelum nama Marinus melejit karena memperkuat timnas U-22 Indonesia di SEA Games 2017 dan Piala AFF U-22 2019, pemain asal Sarmi, Jayapura, itu ternyata pernah mengecap manisnya pengalaman bermain di luar negeri.
Dilansir BolaSport.com dari Pandit, Marinus pernah mengikuti turnamen di Rosmalen, Belanda, pada Mei 2015 di bawah naungan Le Cheval Sasando (LCS).
Bersama 24 pemain muda lainnya, Marinus berkesempatan menghadapi FC Den Bosch dan Feyenoord.
Marinus juga menjadi top scorer dengan 9 gol serta membawa timnya memenangi 8 dari 10 pertandingan tersebut.
“Waktu itu saya ikut seleksi di Jayapura. Sekitar 25-26 pemain terpilih, jadi satu tim. Di sana main 11 pertandingan, jadi top scorer. Bikin sembilan gol aja,” kata Marinus.
“Kami lawan FC Den Bosch, setelah itu Feyenoord. Ada tim-tim lain saya sudah lupa, tetapi akademi di Belanda,” ucapnya.
Direktur LCS, Rudolf Yesayas, menyatakan bahwa ada tiga pemain jebolan kompetisi di Belanda itu yang akan ia terbangkan ke Yunani.
Ketiga pemain tersebut semuanya asal Papua, yakni Marinus Wanewar, Yan Pieter Nasadit, dan Reinhard Sokoy.
"Kita harus bangga karena ada putra Indonesia yang dilirik pihak luar dan jadi keberhasilan bangsa Indonesia. Selama ini, Yunani hanya ambil pemain dari Brasil dan Argentina," kata Rudolf.
Dalam menjalani seleksi, ketiga pemain muda tersebut bakal diikutsertakan dalam pertandingan persahabatan bersama Appolon Kalamarias.
Bursa transfer FIFA telah ditutup pada Agustus 2015 dan dibuka kembali Desember 2015.
Apabila ketiga pemain tersebut lulus dalam tes, maka kontrak permanen bisa segera diberikan dan bisa merumput pada pertengahan musim.
Akan tetapi, diakui Marinus ada kendala yang menghalangi dirinya berkarier di Yunani.
“Namanya FC (Apollon) Kalamaria, main di divisi dua. Selain itu kami punya masalah di visa. Ditambah lagi teman saya cedera patah tulang. Dari bulan Agustus sampai bulan Desember (2015),” kata eks pelatih Bhayangkara FC.
Batal terbang ke Yunani, Marinus Wanewar bergabung dengan tim besar asal Papua, Persipura Jayapura.
Debut Marinus bersama Persipura terjadi di Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 di bawah arahan Alfredo Vera.
Karier Marinus kemudian pindah ke Bhayangkara FC setelah dirinya tampil membela timnas Indonesia di SEA Games 2017.
Pada 2019, Marinus kembali berkesempatan membela panji Garuda Muda di ajang Piala AFF U-22.
Marinus pun sukses mengukir tinta emas dengan menyabet titel top scorer dan membawa timnas U-22 Indonesia menjadi juara.