Sementara di putaran kedua, formasi 4-3-3 menjadi pilihan Pochettino.

Liverpool sendiri tidak banyak melakukan perubahan, formasi andalan Jurgen Klopp 4-3-3 menjadi yang paling sering digunakan.

Bertumpu pada 3 penyerang utama mereka Sadio Mane, Mohammed Salah, dan Roberto Firminho.

Kekuatan di lini tengah yang berandil mengatur serangan, ditambah dua sayap yang kerap memberikan assist jitu menjadikan Liverpool sebagai tim yang paling ditakuti.

Bahkan di semifinal Liga Champions leg kedua, Barcelona dibuat tak berdaya dengan skor 4-0.

Baca: Jelang Final Liga Champions, Totenham Lakukan Latihan Ekstrem dan Nekat

Hal ini juga bisa menjadi kelemahan bagi Liverpool, Robertson dan Alexander-Arnold yang kerap membantu serangan akan meninggalkan postnya di lini belakang.

Jika Tottenham lebih mengandalkan 4 pemain bertahan, kemungkinan Pochettino akan mengandalkan serangan balik dengan memanfaatkan kelengahan lini belakang Liverpool.

Strategi tersebut dengan membiarkan Liverpool melakukan high press, sementara Tottenham counter attack dengan mengandalkan kecepatan Son dan Lucas Moura.

Namun jika Tottenham mengandalka 3 pemain belakang, 4 pemain tengah dan 3 pemain depan. Harry Kane kemungkinan bakal diturunkan Pochettino.

Harry Kane akan menjadi ujung tombak, disokong oleh Son dan Lucas Moura yang dapat menjadi striker.

Baca: Final Liga Champions 2019: Dari 12 Pertemuan Terakhir, Tottenham Hanya Menang Sekali dari Liverpool

Sementara gelandang kreatif mereka bertumpu pada Dele Alli dan Christian Eriksen. Moussa Sissoko akan berperan sebagai gelandang bertahan.

Liverpool akan leluasa untuk membongkar pertahanan Tottenham. Sadio Mane dan Salah dapat masuk lebih dalam ke pertahanan Tottenham dan akan mengandalkan umpan-umpan dari pemain sayap mereka.

Tottenham dan Liverpool keluar dari babak penyisihan grup buka sebagai juara, melainkan runner-up.

Namun setelah melaju ke babak selanjutnya, dua tim Inggris ini tampil cukup bagus. Bahkan hingga melaju ke final setelah patah harapan di leg pertama karena kalah.