Aksi Nyata Kacang Garuda Melalui Liga Kompas Kacang Garuda U-14
Kacang Garuda sebagai brand pioneer Garudafood merupakan Indonesia Heritage Peanut dengan jargon “Jangan Nonton Bola,
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kacang Garuda sebagai brand pioneer Garudafood merupakan Indonesia Heritage Peanut dengan jargon “Jangan Nonton Bola,
Tanpa Kacang Garuda” menyadari banyak potensi yang bisa digarap dalam sepak bola, selama ini potensi Pesepakbola dinilai sudah sangat bagus dan memiliki perkembangan luar biasa.
Hal ini dibuktikan melalui kontribusi aktif dan nyata dari Kacang Garuda bagi perkembangan sepakbola Indonesia adalah dengan kembali mendukung program Liga Kompas kacang Garuda (LKG) U-14 untuk yang ke-lima kalinya sejak tahun 2015.
Liga Kompas Kacang Garuda (LKG) U-14 telah memasuki musim ke-sepuluh 2019-2020.
Baca: Musim Kesepuluh, Liga Kompas Kacang Garuda U-14 Siap Digelar 22 September
Fransiskus Johny, Managing Director PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk bersama Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga serta Muhammad Bakir, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas dan Komite Liga membuka seremoni ‘Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim ke-sepuluh 2019-2020’ di Studio Kompas TV, Jakarta, Sabtu (7/9/2019).
Dilanjutkan dengan talkshow yang dimoderatori oleh Emilius Caesar Alexey Direktur Kompetisi LKG U-14.
Turut hadir sebagai narasumber Dede Sulaeman, mantan pemain timnas Indonesia era 80-an dan juga sekaligus Pemandu bakat Liga Kompas Kacang Garuda U14.
Fransiskus Johny Soegiarto, Managing Director PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk mengatakan dengan melihat cukup besarnya potensi para Pesepakbola muda di Indonesia maka pihaknya sangat mendukung untuk dilakukan pembinaan dari bawah.
"Sekolah Sepak Bola (SSB) juga menjadi prioritas untuk pengembangan calon bibit-bibit unggul Pesepakbola Indonesia dan membutuhkan perhatian khusus," ujar Fransiskus.
"Pesan saya mereka harus benar-benar fokus mengikuti kompetisi, karena hal inilah yang paling penting agar mereka semakin matang dan berkualitas, juga meningkatkan skill mereka, apalagi cara latihan yang terprogram sangat menunjang untuk karir mereka," ujarnya.
Para alumni LKG U-14 yang berprestasi diharapkan dapat menjadi role model bagi calon-calon pesepakbola muda yang ingin mengembangkan skills nya dan membawa harum nama Indonesia.
"Mungkin kalau selama ini seleksi hanya untuk SSB di Jakarta dan Sekitarya bisa ditingkatikan lagi menjadi SSB di seluruh Indonesia, karena tentunya banyak putra daerah yang berpotensi menjadi bibit unggul pesepakbola." lanjut Fransiskus Johny Soegiarto.
Kacang Garuda optimis LKG U-14 yang diikuti oleh peserta usia 13 – 14 tahun dari 16 SSB terpilih di Jakarta ini memiliki segudang pemain muda berbakat dan berpotensi bagi masa depan pesepakbolaan nasional.
Mereka akan dipantau oleh pemandu bakat yang sekaligus mantan Timnas era 80-an Dede Sulaeman.
Kick-Off LKG U-14 musim ke-sepuluh 2019 - 2020 ini akan dimulai pada September 2019 hingga April 2020, mereka akan berkompetisi selama 8 (Delapan) bulan dan pemenang nya dapat mengikuti seleksi untuk mengikuti kompetisi sepak bola piala Gothia.
Hal yang membanggakan jika kelak Indonesia bisa berprestasi di kancah Asia, apalagi dunia tentu banyak pihak harus bersinergi dan bergerak.
LKG U-14 ini bukan sekadar program pencarian bakat biasa, diharapkan dapat menjadi pintu bagi para pemain yang terpilih untuk merintis karier sebagai pesepakbola profesional Indonesia.
Pengembangan pemain muda tak berarti tanpa dukungan masyarakat Indonesia, Kacang Garuda menyadari pentingnya dukungan tersebut terhadap program sebagai sebuah gerakan positif dan nasionalis.
Para pemain muda berkualitas adalah fondasi bagi masa depan klub.
Hal lain yang ia juga tekankan adalah soal intelegensia pemain di lapangan, seorang pengambil keputusan yang baik akan menjadi pesepak bola yang baik juga.