Sejarah Sepak Bola: Dongeng Monumental Duet Adriano-Adrian Mutu
Sejarah Sepak Bola: Dongeng Monumental Duet Adriano-Adrian Mutu, Jumat (15/11/2019)
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Gigih
TRIBUNNNWES.COM - Parma Calcio 1913 di awal tahuan 2000-an memiliki striker muda nan mematikan, Jumat (15/11/2019).
Duet striker milik Parma menjadi salah satu yang terbaik di Italia saat itu.
Keduanya merupakan penerus Gheorghe Hagi dar Rumania, serta Ronaldo Luís Nazario de Lima dari Brasil.
Benar, Parma memiliki Adrian Mutu dari Rumania, serta Adriano Leite Ribeiro dari Brasil.
Terlepas Gialloblu memiliki deretan pemain pemain tenar seperti Gianfranco Zola, Hernan Crespo, serta Enrico Chiesa.
Parma memang memiliki cerita tersendiri dengan duet Adriano-Adrian Mutu.
Kedua pemain tersebut merupakan talenta yang sebelumnya dimiliki Inter Milan.
Baik Mutu maupun Adriano disekolahkan oleh Inter ke Parma untuk mengasah kemampuannya.
Dilansir dari laman These Football Times, salah satu pendukung Parma, Giovanni Dougall menyatakan duet dua pemain muda milik Gialloblu kala itu sangat terasa dampaknya.
Adriano mampu mencetak tiga gol di tiga laga perdananya.
Sedangkan Mutu membutuhkan satu bulan untuk membuka rekening golnya bersama Parma.
“Adriano mencetak tiga gol dalam tiga pertandingan pertamanya," ungkapnya.
"Adapun Mutu sampai minggu keempat untuk membuka akun golnya, tetapi begitu dia mulai, dia tidak berhenti,” tambah Giovanni.
Gol perdana Mutu diciptakan saat Parma menghadapi Perugia.
Adrian Mutu merupakan pemain Rumania kelahiran 8 Januari 1979.
Ia meniti kariri pada usianya yang baru menginjak 18 tahun.
Klub pertama kalinya ialah Arges Pitesti.
Di tahun 1998/1999, penampilan apik Mutu bersama Dinamo Bucuresti membuat Inte Milan memboyongnya dengan mahar 6,5 juta euro.
Permainan yang tdk kunjung apik membuat Inter menyekolahkannya ke Hellas Verona.
Kala itu Mutu berduet dengan Gilardino.
Sentuhan terbaik Mutu bersama Verona yang belum kembali membuatnya dijual Inter ke Parma di tahun 2002/2003.
Kala itu Parma yang dilatih Cesare Prandelli mampu memoles Mutu menjadi salah satu talenta menjanjkan yang dimiliki Rumania.
Mutu tampil luar biasa saat berduet dengan Adriano.
Total keduanya mencetak 32 gol, dengan rincian 18 gol milik Mutu dan sisanya untuk Adriano.
Kondisi serupa juga dialami oleh Adrian ketika pertama kali menginjakkan kakiya di Italia.
Ekspektasi terlalu tinggi yang dibebankan Inter pada pemuda asal Brazil, membuat dirinya sulit untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Lahir di Favela, Rio de Janeiro membuat Adriano muda akrab bersinggungan dengan kultu spak bola jalanana.
Adriano memulai karir spek bolanya di usia 17 tahun.
Klub pertama kali yang ia bela ialah Flamengo/
Pada usia 19 tahun, Adriano digaet Inter Milan dengan mahar 13 juat euro.
Adriano memiliki nasib yang sama dengan Adrian Mutu saat tiba di inter.
Peuda Brazil itu gagal menunjukkan performa gemilangnya.
Manajemen Inter memilih untuk memeinjamkan Adriano ke Fiorentina pada tahun 2001/2002.
Nasib serupa Mutu menghinggapi Adriano saat berjersey La Viola.
Adriano gagal menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu talenta striker terbaik di Eropa.
Penampilan yang tak kunjung membaik membuat Inter menjual Adriano ke Parma.
Mutu dan Adriano datag ke Gialloblu pada tahun 2002.
kedaua pemain muda Parma itu bekerja sama hanya kurun waktu 1 tahun.
Adrian Mutu memilih hengkang ke Chelsea pada tahun 2003.
Sedangkan Adriano kembali ke Inter, satu tahun setelah Mutu.
Dongeng monumental mereka ditutup dengan keduanya sama sama terjerat dengan kasus narkoba.
Mutu dinyatakan positif menggunakan narkoba dan koain saat masih beseragam Chelsea.
Ia mengakui saat itu dirinya sedang dalam depresi setelah bercerai dengan istrinya.
Ditambah saat di Chelsea ia tidak bisa menemukan penampilan terbaiknya dan jarang bemain sebagai starter.
Kasus serup juga dialami oleh Adriano saat membela Inter Milan.
Pemain yang berjuluk L'Imperatore di Milano (Kaisar Milan) itu kerab mengkonsumsi narkoba dan alkohol usai ayahnya meninggal.
Bagi Adriano, ayahnya merupakan salah satu motibvasinya bermain sepak bola.
Kondisi tersebut membuat Kaisr Milan sering berperilaku buruk dan indisipliner.
Kondisi tersebut membuat Inter melepasnya ke Sao Paolo dengan status pinjaman di tahun 2008/2009.
Tujuannya agar sang pemain bisa menemukan kembali permainan terbaiknya.
Namun itu terbukti tak berhasil; performa Adriano malah semakin menukik.
Ditahun 2008/2009, Adriano dilepas ke Flamengo.
Perlahan tapi pasti ia kembali menemukan ketajamannya.
Kembalinya Kaisar Milan membuat AS Roma berhasil menggaetnya.
Namun di Ibu Kota, Adriano justru semakin tenggelam dalam karirnya.
(Tribunnews.com/Giri)