Deretan Pemain Timnas Indonesia yang Jadi Aset Masa Depan, Mulai Bagus Kahfi Hingga Beckham Putra
Deretan pemain timnas Indonesia junior yang wajib dijaga hingga ke level senior, mulai dari Bagus Kahfi hingga Supriadi.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: bunga pradipta p
Pemain yang memiliki tinggi 171 cm itu menjalani debut profesional bersama Maung Bandung pada 2018.
Beckham Putra saat ini memperkuat timnas U-18 Indonesia dan berlaga di Piala AFF U-18 pada tahun 2019 ini.
Ia menjadi salah satu pemain andalan Garuda Muda yang mendapatkan tugas sebagai dirijen lini tengah.
Gelandang sekaligus kapten Timnas Indonesia U19 yakni David Maulana menjadi salah satu pilar andalan di lini tengah Garuda Muda.
Kepiawaiannya mengatur tempo permainan dan melesakkan umpan-umpan akurat menjadi kualitas utama yang dimiliki oleh David Maulana.
Duetnya bersama Beckham Putra di lini tengah Garuda Muda menjadi kekuatan yang cukup menakutkan bagi setiap lawan-lawannya.
David Maulana merupakan figur penting di skuad timnas U-19.
Dia pun sudah pernah menjadi kapten di timnas U-16 pada 2018 lalu, tim yang juga dilatih oleh Fakhri Husaini.
Layak kita nantikan bagaimana perkembangan bocah ajaib ini guna membantu Indonesia dalam meraih prestasi terbaik di masa-masa mendatang.
Formula PSSI Menjaga Prestasi Calon Bintang Timnas Indonesia
Untuk mengatasi kondisi yang bertolak belakang tersebut, PSSI selaku federasi tertinggi sepak bola di Indonesia tengah mempersiapkan program dalam membina bibit muda hingga level senior.
Dilansir dari Kompas.com, Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha, mengatakan sudah merencanakan lima formula yang bakal dilakukan secara bertahap.
Dalam pernyataannya, para pemain muda pertama kali bakal dimasukkan dalam kompetisi berjenjang yang dinamakan Elite Pro Academy (EPA) di mana juga disiapkan program Garuda Select.
"Pertama, para pemain muda ini akan terus ditempa dalam kompetisi berjenjang Elite Pro Academy (EPA) yang telah dirintis oleh klub-klub profesional,” kata Ratu Tisha.
“Di dalamnya juga ada program Garuda Select yang membuka kesempatan pemain untuk mendapatkan pelatihan dan lawan tanding terbaik," tuturnya menambahkan.
Kedua, usai menyelesaikan program Garuda Select, para pemain muda bakal dikirim ke luar luar negeri seperti Inggris dan Italia untuk mendapatkan coaching clinic.
"Kerja sama dengan Football Association (FA) Inggris membuka peluang pemain muda kita bersaing dan bermain di Eropa serta mendapatkan pengalaman berlatih di Eropa," kata Tisha.
Ketiga, PSSI juga menjalin kerja sama dengan Royal Sports Medicine dalam upaya penanganan dan monitoring pemulihan cedera pemain.
PSSI juga mendirikan medical science team sebagai implementasi menjaga bintang-bintang muda untuk tetap fit dan bebas cedera.
Tisha juga menekankan dalam formula keempatnya, sepak bola modern yang perlu didukung dengan sports science dan football science yang memadai.
PSSI sudah menjalin kerja sama dengan universitas dan membuka Tim PSSI Football Science secara terpusat.
"Mulai tahun depan, 18 klub di Liga 1 juga akan diwajibkan punya tim football science-nya masing-masing," kata Tisha.
Formula terakhir adalah meningkatkan kualitas dan profesionalitas staf medis, dokter, fisioterapis, dan ahli gizi di klub serta sekolah sepak bola (SSB) sebagai ujung tombak bibit pemain muda.
"Monitoring pertumbuhan fisik, nutrisi, medis olahraga juga penanganan cedera menjadi faktor krusial untuk menjaga pemain-pemain junior saat ini agar bisa terus bersaing di level senior," kata Tisha mengakhiri.
Besar harapan bagi para pecinta sepak bola nasional, para pemain yang kini tampil ciamik bersama timnas level junior bisa menular ketika mereka berseragam timnas di level senior.
*) Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Formula PSSI Menjaga Prestasi Calon Bintang Timnas Indonesia"
(Tribunnews/Dwi Setiawan/Tribun Wiki) (Kompas.com/Angga Setiawan)