POPULER! 4 Pemain Timnas Indonesia Anak Buah Indra Sjafri yang Layu Sebelum Berkembang
Dari hasil penelusuran Tribunnews, berikut deretan pemain Timnas Indonesia di bawah asuhan Indra Sjafri yang layu sebelum berkembang:
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara pelatih lokal yang sangat peduli terhadap pembinaan pemain usia muda untuk mendulang sebuah prestasi adalah Indra Sjafri.
Indra Sjafri pernah menganggap tidak adanya prestasi khusus yang mampu ditorehkan Timnas Indonesia adalah dampak dari kurangnya pembinaan pemain di usia dini.
Seretnya prestasi Timnas Indonesia, utamanya di level senior diyakini oleh Indra Sjafri karena kurangnya perhatian pihak-pihak terkait perihal program pembinaan usia muda.
Indra Sjafri pun pernah membuktikan hal tersebut saat membawa Timnas Indonesia U19 kala itu menjadi jawara Piala AFF U19 tepatnya pada tahun 2013.
Saat itu, pelatih kelahiran 2 Februari 1963 tersebut membentuk skuat dengan menempatkan para pemain muda terbaik yang tersebar dari Sabang sampai Merauke tanpa memandang asalnya.
Sejak 2011 sedikitnya sebanyak 43 daerah sudah dikunjungi oleh Indra Sjafri untuk mendapatkan bibit-bibit terbaik sepak bola.
Satu di antara pemain yang cukup berhasil di bawah arahan tangan dingin Indra Sjafri adalah Evan Dimas Darmono.
Hal ini mengingat Evan Dimas merupakan pemain timnas SAD yang gagal lolos seleksi ke Uruguay.
Namun di bawah arahan Indra Sjafri, Evan Dimas menjadi gelandang yang cukup diperhitungkan hingga kini karena kualitas visi bermain dan akurasi umpannya.
Beberapa pemain lain yang pernah ditangani oleh Indra Sjafri yang cukup bersinar hingga kini antara lain Hansamu Yama Pranata, Muhammad Hargianto, Zulfiandi, dan Paulo Sitanggang.
Kendati demikian, adapula beberapa pemain mantan anak asuhan Indra Sjafri saat menangani Timnas U19 yang kini justru layu sebelum berkembang.
Dari hasil penelusuran Tribunnews, berikut deretan pemain Timnas Indonesia di bawah asuhan Indra Sjafri yang layu sebelum berkembang:
Muchlis Hadi Ning Syaifulloh merupakan pemain andalan yang selalu menjadi pilihan utama Indra Sjafri di lini depan Garuda Muda.
Pria asal Mojokerto tersebut dikenal sebagai penyerang muda yang memiliki kemampuan cukup komplit.
Eksekutor, pembuka ruang, sekaligus tembok bagi rekan-rekannya menjadi alasan ia menjadi salah satu pilar andalan Indra Sjafri.
Muchlis juga merupakan pemain langganan Timnas Indonesia mulai dari level junior hingga senior.
Ia juga termasuk bagian skuat Timnas U17 yang menuai prestasi setelah menjadi juara HKFA International Youth Football di Hongkong.
Pemain yang kini berusia 23 tahun tersebut juga turut andil membawa timnas menjadi jawara Piala AFF U19 tahun 2013.
Di perhelatan selanjutnya, ia juga membantu Timnas Indonesia U19 lolos ke babak kualifikasi Kejuaraan Piala Asia U19 2014.
Sejak saat itu, ia menjadi salah satu pemain depan yang diharapkan bisa menjadi aset masa depan Timnas Indonesia untuk mendulang prestasi.
Namun semenjak itu kariernya justru meredup ketimbang rekan seangkatannya seperti Evan Dimas dan Hargianto.
Hal itu tak lepas dari minimnya kesempatan bagi Muchlis untuk tampil ketika memperkuat PSM Makassar sampai 2016.
Harapannya untuk menambah jam bermain pun tak terlalu terwujud ketika dipinjamkan ke Bhayangkara FC dan Semen Padang.
Ia lalu memutuskan pindah ke Persib Bandung untuk memperkuat tim berjuluk Maung Bandung di Liga 1 musim 2018/2019.
Namun, di klub kebanggan Bobotoh tersebut ia juga gagal bersinar setelah kalah bersaing dengan pemain yang lebih berpengalaman lainnya seperti Ezechiel N`Douassel.
Alhasil di pertengahan kompetisi, ia harus rela dipinjamkan ke Persib B atau Blitar Bandung United yang berlaga di kancah kompetisi Liga 2 2019.
Hanya saja, bersama Blitar Bandung United, Muchlis gagal menampilkan performa terbaiknya sekaligus tidak bisa menyelamatkan timnya dari jurang degradasi.
Kini, Blitar Bandung United pun terdegradasi ke Liga 3 musim depan.
Salah satu pilar kunci Timnas Indonesia mampu menjadi juara Piala AFF U19 adalah Ravi Murdianto yang tampil gemilang di bawah mistar gawang.
Dua penyelamatan gemilangnya di babak adu penalti melawan Vietnam di partai final mampu membawa Garuda Muda meraih kemenangan 7-6 lewat adu tos-tosan.
Ia juga pernah menjadi bagian dari skuat Indonesia U17 yang mendulang prestasi dengan menjadi juara dalam turnamen HKFA di Hongkong.
Pria asal Grobogan tersebut mengawali karier sepak bola profesionalnya dengan masuk Perserang Serang pada 2013.
Di tahun berikutnya, ia membela Mitra Kukar, namun performa gemilang yang pernah ia torehkan bersama Timnas gagal ditunjukkan ketika membela tim di level klub.
Ia kemudian pindah ke PS TNI pada periode 2016-2017.
Gagal bersinar bersama PS TNI, ia kembali memutuskan pindah klub ke Madura United.
Saat berkostum tim berjuluk Laskar Sappeh Kerrab tersebut, ia juga tidak mampu bersaing dengan kiper utama lainnya.
Alhasil ia memutuskan pindah ke PSCS Cilacap yang berlaga di kompetisi Liga 2.
Hingga sekarang, Ravi Murdianto masih berseragam PSCS Cilacap.
3. M Sahrul Kurniawan
Sahrul Kurniawan juga menjadi pemain yang kurang berkembang setelah menjadi pilar andalan Timnas Indonesia dibawah asuhan Indra Sjafri.
Pemain asal Ngawi tersebut gagal menampilkan performa terbaiknya ketika berada di level klub.
Pria yang berposisi sebagai bek tersebut telah memperkuat beberapa tim lokal seperti Bhayangkara FC, PSS Sleman hingga Persika Karawang.
Potensi luar biasa yang pernah dimilikinya pun gagal ditampilkan ketika membela tim-timnya tersebut.
Kini, M. Sahrul Kurniawan menyusul mantan rekan setimnya di Timnas U19 yakni Ravi Murdianto yang lebih dulu bergabung di PSCS Cilacap.
PCSC Cilacap merupakan salah satu tim yang kini berlaga di kasta kedua kompetisi sepak bola Indonesia.
4. Maldini Pali
Maldini Pali merupakan salah satu pemain andalan Indra Syajfri yang beroperasi di sisi sayap kanan.
Winger kanan yang mempunyai kecepatan dan daya ledak yang terduga tersebut menjadi salah satu sosok penting timnas merengkuh Piala AFF U19 2019.
Debut Maldini di dunia sepak bola makin cemerlang katika pembentukan Indonesia Footbal Academi (IFA).
Dan Maldini lolos dalam seleksi Timnas U-16 di Uzbekistan.
Setahun kemudian, Maldini terpilih menjadi salah satu dari tiga utusan Indonesia untuk berlatih di Leicester City, Inggris, selama tiga bulan.
Maldini terpilih lagi untuk berlatih di Uruguay dan bermain untuk Deportivo Indonesia selama dua tahun hingga ia dipanggil menjadi pemain tim nasional Indonesia U-17 dan Indonesia U-19.
Maldini akhirnya sukses mengantarkan Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF U19 2013 setelah mengalahkan Vietnam dengan skor 7–6 melalui adu penalti.
Beroperasi di sayap kanan, ia kerap mengacak-acak barisan pertahanan lawan dalam pertandingan melawan Korea Selatan di ajang Kualifikasi Kejuaraan U-19 AFC 2014.
Sayang potensinya tidak bisa berkembang dan penampilannya di level klub kurang konsisten.
Sempat berkarier di PSM Makassar dan Sriwijaya FC, kini Maldini menjadi pemain Persiba Balikpapan.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)