Sejarah Sepak Bola: Sandro Mazzola, Tragedi Superga dan Kecintaannya Terhadap Inter Milan
Sejarah Sepak Bola: Sandro Mazzola, Tragedi Superga dan Kecintaannya Terhadap Inter Milan
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Gigih
TRIBUNNNEWS.COM - Alessandro Mazzola atau akrab disapa Sandro Mazzola merupakan salah satu legenda Inter Milan yang hanya bermain untuk satu klub, Minggu (/12/2019).
Sandro Mazzzola memiliki ciri khas rambut yang tebal dan mempunyai kumis tipis.
Ia tidak lain merupakan putra dari salah satu pemain Grande Torino yang meninggal di tragedi Superga, Valentino Mazzola.
Dilansir dari These Football Times, Mazzola junior lahir di Torino, tepatnya 8 November 1942, satu minggu setelah ayahnya bergabung dengan Grande Torino.
Sandro Mazzola yang terbiasa melihat aksi sang ayah bermain dilapangan hijau membuat dirinya ingin mengikuti jejak Valentino "Vito" Mazzola.
Vito Mazzola dan Sandro Mazzola memiliki ciri khas permainan yang berbeda.
Valentino merupakan pemain dengan keanggunan yang tenang ketika berada diatas lapangan.
Permainan cepat yang dipadukan dengan akselerasinya membuatnya mudah untuk melewati lawan lawannya.
Valentino Mazzola adalah cerminan dari filosofi calcio.
Sandro Mazzola mengenal sepak bola melalui ayahnya sendiri, Vito Mazzola.
Tentu saja kematian sang ayah merupakan pukulan telak bagi Sandro.
Mengingat kedua orang tuanya tersebut telah bercerai pada tahun 1946.
Sandro Mazzola mengakui bahwa apa yang ia mampu raih selama membela Inter Milan merupakan hasil dari didikan ayahnya.
"Ayah saya mengajari hal-hal mendasar dalam dunia sepak bola. Untuk itu, saya selalu berutang kepadanya,"
"Saya membangun karier bermodalkan kemampuan yang diajarkan olehnya," ujar Sandro seperti yang dilansir dari laman These Football Themes.
Sandro bertekad saat masih muda ingin menjadi pemain bola seperti ayahnya.
Menurutnya, dengan bermain sepak bola maka ia akan merasa bersatu dengan Valentino.
"Saya harus menjadi pemain bola. Tidak ada pilihan. Saya harus menemukan kedamaian di lapangan. Kami memiliki sedikit waktu bersama” ujar Sandro.
Kepergian sang ayah yang terlalu cepat membut Sandro Mazzola bertekad untuk mencapai tingkat tertinggi di prestasi sepak bola.
Bersama dengan saudaranya, Ferruccio, Sandro muda bergabung dengan Inter Milan di tahun 1960.
Awal bergabungnya Sandro Mazzola bersama Nerazzurri juga tdak diperkirakan sebelumnya.
Pasalnya, Benito Lorenzi yang notabene-nya rekan dari Valentino Mazzola mengajak Sandro untuk ke Inter Milan sebagai anak gawang.
Ia mengatakan selama menjadi anak gawang tim Inter, Sandro dibayar 5000 lira jika bermain imbang, dan 10 ribu lira jika Nerazzurri berhasil menang.
Menurutnya, upah nominal tersebut sudah besar bagi keluarga Mazzola kala itu.
Keurahan yang diberikan kubu Inter Milan kepada keluarganya sudah membuat yakin Sandro bahwa dirinya akan meneta di Nerazzurri kedepannya.
Dunia sepak bola harus enunggu hingga 12 tahun untuk melihat kembali Mazzola beraksi usai tragedi Superga.
Debut Sandro Mazzola dilakoninya di tahun 1961 saat Inter Milan bersua dengan Juventus.
Inter yang kala itu dilatih Helenio Herrera dikenal sulit untuk memberikan kepercayaan kepada pemain.
Dengan dimainkannya Sandro di pertandingan yang bertajuk Derby D'Italia, hal terseut sudah menunjukkan akan kualtias putra Valentino Mazzola itu.
Kendati demikian, Sandro mengakui saat dirinya maih muda semuanya berlangsung sangat sulit di awal.
Wajar saja, semua ekspektasi yang ditunjukkan keadanya ialah penampilan yang bisa memukau seperti ketika mendiang ayahnya bermain.
Bahkan tidak sedikit bahwa para pendukung Inter Milan memberikan komentar negatif akan penampilan Sandro Mazzola muda.
Bersama dengan Luis Suarez, Mario Corso, Armando Picchi dan Giancinto Facchetti, Mazzola menjadi tulang punggung Nerazzurri ketika menguasai Italia dan Eropa pada 1960-an.
Sandro Mazzola membawa Inter Milan memenangi Liga Champions atau yang dulu dikenal dengan nama Piala Eropa pada 1964 dengan predikat sebagai top scorer.
Kehebatan Sandro tidak perlu di argukan lagi, pasalnya ia berhasilmempertahankan mahkota Piala Eropa satu tahun berselang dengan mengalahkan Benfica.
Sekali lagi ia menunjukkan bahwa ia merupakan pemain hebat bagi kubu Inter Milan.
Bagi mereka yang merupakan pendukung Grande Torino, Sandro dan Valentino merupakan dua pemain yang berbeda.
Kendati keduanya ialah pemain yang hebat, namun ciri khas permainan ayah dan anak itu memiliki ciri khas yang berbeda.
Jika sang putra merupakan pemain yang beroperasi di lini tengah, maka sang ayah merupakan pemain yang kerap bermai dengan membuka ruang di pertahanan tim lawan.
Sandro Mazzola yang memiliki julukan Il Baffo tidak hanya ciamik di Inter Milan.
Penampilan gemilangnya di klu juga dipertontonkan kala membela Italia.
Sandro Mazzola membantu Gli Azzurri menuju kejayaan di tahun 1968 dengan mampu mengalahkan Yugoslavia di partai final.
Selama membela timnas Italia, Il Baffo mencatatkan 70 penampilan dan menyumbang 22 gol.
Dilansir dari Transfermarkt, selama membela Inter Milan, Sandro Mazzola membukukan 554 penampilan dan berhasil menyumbangkan 160 gol.
Sandro Mazzola bermain sepak bola hanya untuk memiliki waktu bersama dengan sang ayah, Valentino Mazzola
Kerja keras dan usaha yang dilakukannya semuanya mampu menghasilkan banyak gelar tim maupun indvidu.
Namun berkat kesederhanaannya, Sandro mengatakan bahwa semuanya berkat sang ayah, Vito Mazzola.
(Tribunnews.com/Giri)