Ciderai Evan Dimas di Final SEA Games 2019, Van Hau: Sepak Bola Tak Bisa Dihindarkan dari Tabrakan
Doan Van Hau menilai apa yang telah dilakukannya kepada Evan Dimas merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan dari permainan sepak bola.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Pendapat berbeda justru diungkapkan oleh Mochammad Iriawan selaku Ketua PSSI yang menilai hal tersebut merupakan strategi licik yang dimainkan oleh Vietnam dalam partai final semalam.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule mengatakan aksi mencederai lawan yang dilakukan oleh pemain Vietnam tersebut sudah menjadi bagian dari strategi.
Menurut Iwan Bule, anak asuh Park Hang-seo bermain taktis dengan melakukan hal yang dapat merugikan lawan.
"Mereka bermain taktis. Baru menit ke-12 mereka sudah cederai Evan Dimas. Memang itu yang jadi strategi mereka," dikutip dari laman resmi PSSI.
Keluarnya Evan Dimas memang membuat permainan Indonesia sedikit berbeda dengan biasanya.
Para pemain Garuda Muda terlihat kesulitan dalam mengalirkan bola dan sering menemui jalan buntu ketika memasuki pertahanan Vietnam.
Hal itu diamini oleh pelatih Indra Sjafri.
Indra Sjafri mengungkapkan, ditariknya Evan Dimas sangat berpengaruh pada permainan tim.
"Ya, dengan cederanya Evan Dimas mengubah semuanya."
"Apalagi cederanya Evan Dimas terjadi ketika pertandingan baru berjalan sekitar 20 menit," kata Indra Sjafri, dikutip dari BolasSport.
Terlepas dari kekalahan tersebut, Indra Sjafri mengatakan bahwa skuat asuhannya tampil lebih baik dari dibanding ketika final SEA Games enam tahun yang lalu.
"Jadi prestasi hari ini sebenarnya jauh lebih baik ketimbang 6 tahun sebelumnya. Tapi kita mencoba untuk menjadi lebih baik dengan mengusahakan medali emas, setelah 28 tahun terakhir," kata Indra, dikutip laman PSSI.
Ketua PSSI Iwan Bule juga mengapresiasi perjuangan para pemain Garuda Muda.
Iapun berpesan kepada para pemain agar tak kecil hati atas kekalahan tersebut karena sudah memberikan yang terbaik.
"Pemain jangan kecil hati, mereka sudah kasih yang terbaik," kata Iriawan.
Alhasil, kekalahan tersebut membuat Timnas Indonesia harus melanjutkan puasa gelar di cabor sepak bola putra dalam ajang SEA Games sejak tahun 1991.
(Tribunnews/Dwi Setiawan, Arif Tio Buqi Abdulah)