Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajer tim Persija Jakarta, Ardhi Tjahjoko turut buka suara menanggapi kabar penyerang asingnya Marko Simic yang ketahuan merokok di tempat umum.

Kabar tersebut pertama kali diketahui dari unggahan salah satu rekan Marko Simic di akun sosial media pribadinya.

Penyerang berusia 31 tahun itu terlihat sedang merokok dan berada di tempat hiburan malam.

Seperti diketahui, saat ini Marko Simic sudah kembali ke negara asalnya Kroasia untuk berlibur setelah menjalani padatnya kompetisi Liga 1 2019.

Ardhi Tjahjoko mengaku tidak terlalu mau ikut campur mengenai kehidupan pribadi setiap pemainnya.

Menurutnya, tim manajemen Persija Jakarta selalu mendidik pemain dengan cara kedewasaan dan profesionalitas.

"Ya, saya memang perokok berat tapi bukan berarti saya memerintahkan pemain untuk merokok! Yang perlu saya jelaskan adalah saya perlakukan para pemain dengan norma kedewasaan," kata Manajer Persija Jakarta, Ardji Tjahjoko.

Menurut Ardhi, perilaku di dalam dan luar lapangan menjadi tanggung jawab setiap pribadi pemain.

Tim manajemen Persija Jakarta tidak mempermasalahkan hal tersebut. Para pemain dinilai sudah paham mengenai kewajiban dan tanggung jawabnya di luar lapangan.

"Saya pikir mereka semua adalah pemain profesional dan sudah dewasa. Pasti sudah mengerti lah akan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing," tegas Ardhi.

Pria berpangkat Marsekal Pertama (Marsma) TNI AU itu hanya fokus memerintahkan pemain bisa tampil fight saat bermain di lapangan.

Kehidupan di luar lapangan menjadi urusan pemain yang bersangkutan.

"Yang saya tuntut dari pemain di mess itu ya latihan dan bermain 2x45 menit fight di lapangan. Mereka harus perfect dan tunjukan yang terbaik di lapangan. Setelah itu urusan mereka masing-masing," paparnya.

Ardhi menilai tim Manajemen Persija tidak berhak melarang setiap kehidupan pribadi pemain di luar lapangan.

Namun, Ardhi mengatakan pihaknya sering mengingatkan dan mengimbau untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan tim.

"Percuma juga kalau dilarang, tetapi di luar mereka lantas melanggar aturan tersebut. Karena itu adalah hak asasi manusia. Dan kita hanya mengimbau saja. Jadi saya rasa tidak perlu lah meributkan si A, B, dan C merokok atau tidak. Tidak usah menjadi perdebatan," sambungnya.

"Kalau pun mereka merokok ya pasti beli sendiri dan menanggung resikonya sendiri. Saya tidak pernah mempersoalkan itu," tutur pria asal Madiun, Jawa Timur tersebut.