Melihat Kebijakan Transfer Persib 3 Musim Terakhir: Dari Golden Era Sampai Pulangkan Putra Daerah
Di bawah asuhan pelatih yang pernah membawa Persib juara liga pada tahun 2014, Djajang Nurdjaman, Atep dkk dilabeli sebagai 'golden era'.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejak tiga musim terakhir, kebijakan transfer Persib Bandung selalu berbeda-beda.
Pada musim 2017, Maung Bandung membangun tim dengan bertabur bintang.
Masih lekat dalam ingatan bagaimana Persib Bandung berhasil mendatangkan dua pemain kelas dunia kala itu, Michael Essien dan Carlton Cole.
Belum lagi deretan pemain lokal kala itu yang dibilang merupakan terbaik pada masanya.
Raphael Maitimo, Sergio van Dijk, hingga mulai matangnya wonderkid Persib kala itu, Febri Hariyadi.
Baca: Pemain Asing Anyar Arema FC Pilihan Langsung Mario Gomez: Eze dan Bauman Kembali Diduetkan?
Baca: Kabar Populer Arema FC: Update Bursa Transfer Singo Edan, Aremania Anggap Makan Konate Pengkhianat
Baca: Respons Aji Santoso Soal Persebaya Dicap Pembajak Makan Konate dari Arema FC
Di bawah asuhan pelatih yang pernah membawa Persib juara liga pada tahun 2014, Djajang Nurdjaman, Atep dkk dilabeli sebagai 'golden era'.
Namun, banyaknya bintang yang bermain di Persib kala itu tak sebanding dengan prestasi.
Bahkan dalam satu musim, Persib harus mengganti pelatihnya Djanur karena prestasi yang tak kunjung membaik.
Cole dan Essien yang diharapkan menjadi inspirator kejayaan Persib nyatanya bermain ala kadarnya.
Bahkan Cole yang berposisi striker tak berhasil mencetak satu pon gol.
Ia pun lebih banyak duduk di bangku cadangan dan hanya bermain sebanyak lima kali.
Emral Abus yang masuk menggantikan Djanur di pertengahan kompetisi nyatanya tak mampu mengangkat prestasi Persib.
Maung Bandung harus menjadi pesakitan karena hanya mampu duduk di peringkat 13 dengan 41 poin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.