Miliki Jas Pernikahan&Pemakaman; Jurgen Klopp Ungkap Alasan Tak Pakai Jas di Pinggir Lapangan
Gaya berpakaian pelatih Liverpool, Jurgen Klopp dengan ciri khasnya menggunakan pakaian olahraga.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Beragam cara berpakaian para pelatih tim sepakbola yang berada di pinggir lapangan saat timnya berlaga.
Terutama di Liga Inggris, setelan (baju dan celana) menggunakan jas dan rapih tampaknya melekat pada sosok pelatih di pinggir lapangan.
Namun berbeda dengan Jurgen Klopp. Pelatih Liverpool yang menjadi salah satu tokoh populer di Liga Inggris itu lebih memilih mengenakan pakaian olahraga ketika mengawal anak asuhnya dalam sebuah pertandingan.
Dalam sebuah wawancara khusus dengan Reshmin Chowdhury (jurnalis BBC dan BT Sport) sebelum Liverpool meraih kemenangan atas Newcastle, Jurgen Klopp membeberkan alasan dibalik penampilannya.
"Aku punya jas untuk pernikahan, pemakaman, dan jika seseorang memberi tahu aku untuk menggunakan jas. Bagi saya itu tidak ideal," ucap Jurgen Klopp, dikutip dari TalkSports.
"Akutidak punya alasan untuk menggunakannya. Saya merasa tidak nyaman dan membuat saya tidak bisa bernafas dengan baik.
"Aku (Klopp) tidak mau memikirkan pakaianku sebelum pertandingan, jadi aku benar-benar nyaman dan bisa memberiku keleluasaan untuk melompat," tutur Jurgen Klopp.
Style nya yang menggunakan pakaian olahraga tak hanya di Liverpool.
Klopp menggunakan cara berpakaian yang sama ketika membesut raksasa Jerman Borussia Dortmund.
"Ketika saya pertama kali tampil di Liga Champions saya menggunakan jas karena saya diberitahu oleh seseorang untuk menggunakannya.
"Tapi sejak pertama kali saya melihat manajer lain di sebelah saya tidak menggunakan jas. Saya tertarik.
"Aku tidak peduli dengan omongan orang tentang cara berpakaian saya. Saya tidak ingin terlihat bagus dengan jas itu, tapi tim lah yang seharusnya mendapat perhatian itu. Itu target utama saya," ujarnya melanjutkan.
Sejak memutuskan untuk bergabung dengan Liverpool pada 2015 lalu, Jurgen Klopp membawa The Reds menjadi salah satu tim yang paling ditakuti di Eropa.
Jurgen Klopp sempat merasakan kegagalan di Piala Liga Inggris (2016), Liga Eropa (2016), dan Liga Champions dan Liga Inggris (2018).