Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Analisis Tim dengan Lini Serang Paling Menakutkan Musim 2020: Bhayangkara FC dan Persebaya Surabaya

Bhayangkara FC dan Persebaya Surabaya menjadi dua klub kasta tertinggi sepak bola tanah air yang cukup aktif pergerakannya di bursa transfer pemain.

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Gigih
zoom-in Analisis Tim dengan Lini Serang Paling Menakutkan Musim 2020: Bhayangkara FC dan Persebaya Surabaya
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi - Analisis Tim dengan Lini Serang Paling Menakutkan Musim 2020: Bhayangkara FC dan Persebaya Surabaya 

TRIBUNNEWS.COM - Bhayangkara FC dan Persebaya Surabaya menjadi dua klub kasta tertinggi sepak bola tanah air yang cukup aktif pergerakannya di bursa transfer pemain.

Berbagai langkah telah dilakukan oleh kedua tim tersebut untuk memperkuat skuatnya jelang bergulirnya kompetisi musim depan.

Demi meraih target tinggi untuk bisa bersaing di jalur juara, baik Bhayangkara FC maupun Persebaya Surabaya tak segan merekrut pemain baru yang sudah terjamin kualitasnya.

Selain mendatangkan pemain baru, keduanya juga berjuang untuk mempertahankan para pemain pilar andalannya.

Salah satu lini yang paling menjadi sorotan terkait aktivitas bursa transfer kedua tim tersebut adalah sektor lini serang.

Bagaimana tidak, deretan pemain bertipikal menyerang yang berkualitas nan mumpuni berhasil didatangkan oleh Bhayangkara FC dan Persebaya Surabaya jelang bergulirnya kompetisi musim depan.

Bhayangkara FC sejauh ini telah mendatangkan total sembilan pemain baru untuk memperkuat tim asuhan Paul Munster pada musim depan.

Berita Rekomendasi

Nama-nama pemain lokal yang berhasil didatangkan mulai dari Ruben Sanadi, Titus Bonai, Andik Vermansyah, Rangga Muslim, dan Ahmad Nur Hardianto.

Tak kalah berkualitas, empat pemain berstatus asing mumpuni juga berhasil didatangkan oleh pihak manajemen Bhayangkara FC.

Ezechiel N'Douassel, Renan Silva, Won Jae Lee, dan Herve Guy menjadi nama-nama pemain baru asing yang akan membela Bhayangkara FC musim depan.

Kombinasi pemain lama dan baru disertai kualitas manajerial Paul Munster menjadikan Bhayangkara FC diprediksi masuk dalam bursa juara kompetisi musim depan.

Apalagi, Bhayangkara FC mampu tampil heroik di putaran kedua musim lalu semenjak dipegang oleh Paul Munster.

Bhayangkara FC berhasil mengunci posisi keempat, hanya terpaut satu poin dari Persebaya di peringkat runner-up di klasemen akhir Liga 1 2019/2020.

Salah satu hal lainnya yang menjadi sorotan transfer Bhayangkara FC adalah keberhasilan mereka mendatangkan empat nama top pemain menyerang di bursa transfer kali ini.

Keempat pemain yang dimaksud adalah Renan Silva, Andik Vermansyah, Titus Bonai, dan Ezechiel N'Douassel.

Kedatangan keempat pemain bertipikal menyerang tersebut seakan menyiratkan keseriusan tekad Bhayangkara FC untuk kembali ke jalur juara musim depan.

Tentu kualitas yang dibawa oleh keempat-empatnya diharapkan mampu membawa pengaruh positif bagi tim asuhan Paul Munster.

Kehadiran Andik Vermansyah dan kolega dipastikan akan menambah kualitas Bhayangkara FC utamanya di lini serang.

Kita ambil contoh, kombinasi menakutkan yang akan ditebarkan oleh dua pemain asing yakni Renan Silva dan Ezechiel N'Douassel.

Ezechiel dan Renan Silva bisa menjadi tokoh antagonis bagi sektor pertahanan lawan-lawan yang akan dihadapi oleh Bhayangkara FC musim depan.

Apalagi, kedua juga mampu tampil menawan pada musim lalu bersama klubnya masing-masing.

Kita ambil contoh peran krusial Ezechiel N'Douassel bersama Persib Bandung.

King Eze mampu menjadi juru gedor utama tim Maung Bandung.

Musim lalu peran pemain berdarah Chad di lini serang Persib bisa dikatakan tidak tergantikan.

Ezechiel mampu tampil sebanyak 26 kali sepanjang musim lalu.

Evin van Kippersluis (kiri), menenangkan Ezechiel NDouassel (kanan) yang gagal mengeksekusi penalti ke gawang Semen Padang, Rabu (18/9/2019).
Evin van Kippersluis (kiri), menenangkan Ezechiel NDouassel (kanan) yang gagal mengeksekusi penalti ke gawang Semen Padang, Rabu (18/9/2019). (Kompas.com/SEPTIAN NUGRAHA)

Torehan 15 gol dan 6 assist menjadi bukti performa gemilang Ezechiel bersama Pangeran Biru.

Sang pemain memang baru memperkuat satu klub sepanjang karirnya merumput di kancah liga tanah air.

Sempat kesulitan menemukan performa terbaiknya bersama Persib di musim perdananya.

Ezechiel tampil menggila bersama Persib Bandung di dua musim berikutnya.

Total koleksi 32 gol dan 11 assist dari 48 pertandingan yang dilakoni menjadi catatan cukup impresif Ezechiel bersama Persib dalam dua musim terakhirnya.

Keputusannya untuk keluar dari Persib Bandung sebenarnya cukup mengagetkan jagat tanah air utamanya kubu Persib Bandung yang tengah menyusun skuat jelang bergulirnya musim depan.

Pemain bertinggi 186 cm tersebut diprediksi akan kembali tampil gemilang musim depan bersama Bhayangkara FC.

Apalagi tim barunya memiliki jenderal lini tengah di pundak Renan Silva.

Seusai dibuang dari Persija Jakarta, Renan Silva justru mampu tampil brilian bersama Borneo FC pada musim lalu.

Selebrasi Gol Renan Silva di turnamen Siem Reap Super Asia Cup 2020
Selebrasi Gol Renan Silva di turnamen Siem Reap Super Asia Cup 2020 (Media Bhayangkara FC)

Berposisi sebagai gelandang serang seakan membuat peran Renan Silva sebagai roh utama permainan klub yang ia bela.

Pemain berdarah Brasil tersebut mampu membawa Borneo FC terbang tinggi musim lalu.

Catatan 30 penampilan menjadi bukti betapa krusialnya peran Renan Silva bersama tim Pesut Etam musim lalu.

Torehan 12 gol dan 8 assist menjadi bukti nyata jika ia telah menemukan performa terbaiknya.

Sepanjang musim lalu, Paul Munster selaku pelatih lebih banyak menggunakan formasi dengan skema 4-3-3 atau 4-4-2.

Dengan datangnya Ezechiel dan Renan diprediksi Paul Munster akan mencoba menerapkan formasi 4-4-2.

Ezechiel dan Titus Bonai diprediksi akan menempati posisi penyerang Bhayangkara FC musim depan.

Peran dari Titus Bonai bisa dijalankan secara bergantian dengan Herman Dzumafo yang baru saja memperpanjang kontraknya bersama Bhayangkara FC.

Ezechiel yang mempunyai keunggulan dalam hal kecepatan bisa saja beroperasi fleksibel dalam menjalankan perannya sebagai ujung tombak.

Kedatangan Renan Silva juga membuat Paul Munster lebih banyak memiliki opsi di lini tengah.

Pemain baru Bhayangkara FC Renan da Silva saat mendapatkan isntruksi dari pelatih Paul Munsters di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (18/1/2020). Dok: Bhayangkara FC
Pemain baru Bhayangkara FC Renan da Silva saat mendapatkan isntruksi dari pelatih Paul Munsters di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (18/1/2020). Dok: Bhayangkara FC (dok. Bhayangkara FC)

Mengingat sebelumnya, Bhayangkara FC telah memiliki deretan pemain berkualitas di sektor lini tengah.

Nama-nama seperti Sani Rizki, Adam Alis, Wahyu Suboseto, hingga Yoo Joon Lee menjadi pemain andalan Bhayangkara FC musim lalu di lini tengah.

Datangnya Renan membuat lini tengah akan semakin solid dan padu dalam menjalankan tugasnya.

Renan Silva diprediksi akan menjadi jenderal lapangan tengah yang akan mengendalikan jalannya pertandingan.

Kemampuan visi bermain dan kualitas umpannya menjadi Renan Silva diprediksi akan menjadi pelayan utama duet Dzumafo dan Ezechiel di lini depan Bhayangkara FC.

Renan Silva bisa berbagi peran dengan Adam Alis dalam menjalankan tugasnya.

Adam Alis bisa beroperasi di sisi sayap juga, ia akan saling berganti peran dengan Rangga Muslim yang baru saja didatangkan dari PSS Sleman.

Nur Hardianto yang direkrut dari Arema FC juga bisa menjadi senjata rahasia Bhayangkara dimana ia mempunyai insting menyerang yang baik juga.

Belum lagi kualitas yang dibawa Andik Vermansyah lewat akselerasi dan kecepatannya di sisi sayap bisa menjadi opsi penyerangan lainnya.

Gelandang asing baru Bhayangkara, Nady Bi Bola Guy-Herve bisa menjalankan perannya untuk menyeimbangkan lini tengah tim barunya.

Muhammad Hargianto dan Teuku Ichsan juga bisamenjadi sosok sentral lini tengah Bhayangkara FC.

Sementara itu, lini pertahanan Bhayangkara FC diprediksi akan diisi oleh empat pemain yang terdiri dua stopper dan dua full back.

Sektor full back kemungkinan akan ditempati oleh Putu Gede dan Ruben Sanadi.

Sedangkan posisi stopper bisa ditempati oleh Nurhidayat berduet dengan Jajang Mulyana atau Lee Won Jae.

Posisi penjaga gawang kemungkinan akan secara bergantian ditempati oleh Awan Setho dan Wahyu Nugroho.

Sementara itu, Persebaya Surabay ajuga menjadi salah satu tim yang berpotensi memiliki lini serang yang menakutkan musim depan.

Kerangka Tim Persebaya Surabaya sudah bisa dibilang lengkap untuk menghadapi Liga 1 musim depan.

Hal tersebut tidak lepas dari kedatangan Makan Konate yang dilepas Arema musim ini.

Tetapi, mengingat Persebaya Surabaya baru saja mendatangkan Mahmoud Eid, berarti, Bajol Ijo hanya memiliki satu slot pemain asing untuk musim depan, membuat trisula M-D-M di lini depan Bajol Ijo.

Dan seperti kebanyakan tim Indonesia, satu slot pemain asing biasanya akan diberikan di posisi pemain belakang.

Ternyata tidak demikian pemikiran Aji Santoso.

Ia justru memilih mendatangkan Makan Konate untuk menambah daya gedor timnya.

Praktis tim Bajul Ijo mengandalkan duet Hansamu Yama Pranata dan Arif Satria di lini belakang musim depan tanpa ada satu pemain asing pun di lini belakang.

Menarik untuk melihat bagaimana Aji Santoso meracik strategi untuk menemukan opsi jitu menyeimbangkan antar lini tim asuhannya.

Musim lalu, kala Bejo Sugiantoro menjadi cartaker Persebaya Surabaya, ia menyebutkan sebuah filosofi permainan "ngeyel" milik Bajol Ijo yang akan sangat relevan dengan taktik Aji Santoso musim ini.

"Saya suka filosofi Rusdy Bahalawan, itu yang saya pakai, pertahanan terbaik adalah menyerang, tanpa melupakan organisasi pertahanan," ujar Bejo Sugaintoro sebelum jumpa Persela Lamongan yang saat itu diarsiteki Aji Santoso, dari laman Surya.

Ya, Persebaya Surabaya tentu akan tampil total menyerang musim ini, dengan filosofi yang membawa Persebaya Surabaya menggondol gelar Juara Liga Indonesia III tahun 1997 di bawah Rusdy Bahalawan.

Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso (tengah)
Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso (tengah) (Instagram/officialpersebaya)

Dan kebetulan, Aji Santoso adalah murid sang mendiang Rusdy Bahalawan, keduanya paham betul bagaimana ketika lawan mencetak 4 gol tetapi kita bisa mengemas 5 gol, maka 3 poin tetap akan diraih.

Aji Santoso juga masuk dalam bagian dalam tim yang meriah gelar juara Liga Indonesia 1996/1997 bersama Bejo Sugiantoro, Jacksen F. Tiago, Carlos de Melo hingga alm. Eri Irianto.

Ilmu itupun diakui diterapkan Aji Santoso, menurutnya, apa yang ditunjukkan Rusdy saat itu adalah karakter sepakbola komplit : berani menyerang, terorganisir, main bersih dan etos kerja tinggi.

Dengan Aji Santoso dan Bejo Sugiantoro masih ada di jajaran kepelatihan Persebaya Surabaya, bisa dipastikan Bajol ijo masih akan mempertahankan filosofi menyerang mereka untuk musim depan.

Mengandalkan trisula David da Silva-Mahmoud Eid-Makan Konate, ditambah suntikan dari pemain lokal seperti Irfan Jaya, Oktafianus Fernando hingga Alwi Slamat, lini depan Persebaya Surabaya masih akan menakutkan.

(Tribunnews/Dwi Setiawan, Gigih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Persib
17
11
6
0
30
12
18
39
2
Persebaya
17
11
4
2
22
13
9
37
3
Persija Jakarta
17
9
4
4
25
16
9
31
4
Bali United
17
8
4
5
25
16
9
28
5
Arema
17
8
4
5
27
21
6
28
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas