TRIBUNNEWS.COM - Cara menendang penalti ala Bruno Fernandes adalah salah satu yang menjadi sorotan saat ini.

Semenjak bergabung ke Manchester United pada bursa transfer Januari, ia menjadi eksekutor penalti utama bagi Setan Merah saat ini.

Sejauh ini, Bruno Fernandes sudah dua kali menjadi eksekutor penalti sejak kedatangannya ke Old Trafford.

Bukan hanya Bruno Fernandes, ada Jorginho di Chelsea dan Josef Martinez di Atalanta United, melakukan sepakan penalti dengan trik serupa.

Baca: Hasil & Klasemen Liga 1 2020, Persija & Persib Menang, PSS Kalah Tipis, Bali United Imbang

Baca: Derby vs Manchester United, Peran Penting Wayne Rooney dan Trauma The Red Devils

Baca: Klasemen dan Top Skor Liga 1 2020: 6 Tim Raih Kemenangan, Arema FC Tempel Persib dan Madura United

Ada tiga tahapan dalam melakukan ekesekusi penalti seperti Bruno Fernandes, yakni : hop, skip, jump.

Cara ini juga memiliki nama lain yang populer pada era 80-an, namanya : non-taking foot.

Lompatan kecil pertama kemudian diikuti sepakan dengan mengambil ancang-ancang sebelum menjatuhkan badan dan momentum mengeksekusi bola ke arah yang dituju.

Teknik ini bukan yang pertama bagi sepakbola, sebelumnya ada gelandang miliki Southampton dan Inggris, Matt Le Tissier yang menjelaskan secara detail trik tersebut.

Dikutip dari The Athletic, Matt menjelaskan, ada satu faktor mutlak yang harus dimiliki eksekutor untuk melakukan trik tersebut.

"Caranya adalah melihat dimana pergerakan penjaga gawang dan penendang sebisa mungkin menggunakan kaki kanan," ujar Matt.

Dan benar, baik Jorginho, Bruno Fernandes dan Josef Martinez adalah pemain dengan kaki dominan kanan, pun dengan Matt yang lebih sering menggunakan kaki kanannya ketika masih aktif bermain.

Lalu, apa keuntungan melakukan trik penalti ini?

Baca: Bruno Matos Digaet Madura United Dapat Pujian Jaimerson Xavier

Baca: Bruno Matos Ungkap Sosok Penting Dibalik Keputusannya Berlabuh ke Madura United

Baca: Fakta-Fakta Menarik Dibalik Kemenangan Manchester United Atas Watford, Aksi Menawan Bruno Fernandes

Statistik mencatat, bagi eksekutor cara ini membuat prosentase keberhasilan meningkat hingga 10 persen.

Keuntungannya adalah membuat pemain bisa melihat arah pergerakan kiper ketika jeda diambil sebelum melakukan eksekusi, dengan faktor tersebut, membuat eksekutor bisa dengan mudah mengarahkan bola ke arah lain.

Cara eksekusi ini nampak sederhana, tetapi ada banyak gerakan yang sebenarnya dilakukan agar berhasil.

Selain kaki, faktor gestur tubuh juga penting, ambil contoh Bruno Fernandes dan Jorginho yang mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah depan, ketika melakukan jeda atau skip, tujuannya, untuk membuat sepakan lebih bertenaga.

Atau melihat tangan kiri eksekutor yang biasanya akan sedikit terangkat untuk menjaga keseimbangan kala melakukan penalti.

Tetapi, eksekusi penalti semacam ini bukan tanpa resiko, Kegagalan Jorginho membuktikannya.

Ketika melakukan fase skip, dan melihat arah kiper yang cinderung belum menggerakkan badan, akan menjadi beban bagi eksekutor dalam menempatkan bola.

Masalah ini juga dihadapi Josef Martinez yang musim lalu dikritik ketika gagal mengesekusi penalti di laga krusial play off MLS.

Apapun trik dan cara yang dilakukan Bruno Fernandes, Jorginho, Josef Martinez ataupun Matt Le Tissier, setidaknya membuktikan, bahwa mengeksekusi penalti memang bukanlah tugas yang mudah.

Baca: Imbang di Laga Perdana, Bali United Kena Kutukan Jawara Liga 1 seperti Persija dan Bhayangkara Dulu?

(Tribunnews.com/Gigih)