Kangen Kampung Halaman, Nurhidayat Datang ke Tempat Ini Untuk Mengobati Rindu
Pesepakbola muda asal Makassar, Nurhidayat Haji Haris telah memutuskan dirinya untuk merantau ke Jakarta demi menggapai cita-citanya saat usianya masi
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pesepakbola muda asal Makassar, Nurhidayat Haji Haris telah memutuskan dirinya untuk merantau ke Jakarta demi menggapai cita-citanya saat usianya masih menginjak 17 tahun.
Beasiswa di Pertamina untuk menimba ilmu jadi langka pertamanya di Jakarta. Setelah itu banyak lika-liku perjalanan Nurhidayat hingga akhirnya bisa tembus Timnas Indonesia U-19 dan diminati Bhayangkara FC hinga kini memasuki tahun ketiga.
Kesuksesannya bersama Bhayangkara FC pun kembali dipantau pelatih Indra Sjafri hingga terakhir ia membela Timnas U-22 pada ajang SEA Games 2019 di Filipina.
Di ajang itu, Nurhidayat dkk. hanya mampu meraih medali perak setelah takluk dari Vietnam pada partai final.
“Papah saya waktu itu tanya ke saya mau di Makassar atau Jakarta. Saya bilang saya mau merantau, kalau di Makassar mungkin kurang (perkembangan sepakbola-red), akhirnya saya putuskan pindah sekolah ambil beasiswa di Pertamina, itu SMA,” cerita Nurhidayat kepada Tribunnews.
Kini usia Nurhidayat menginjak 20 tahun, ia pun merasa betah berada di tim milik instansi Polri tersebut. Selain kebersamaan, pola latihan serta yang lebih penting keberlangsungan hidup pun terjamin bersama Bhayangkara FC.
Sebagai anak rantau, Nurhidayat tentu merasa rindu dengan kedua orangtuanya yang berada di Makassar. Untuk mengobatinya ia selalu berkomunikasi baik itu hanya menanyakan kabar atau menceritakan kondisinya di Bhayangkara FC.
Kalau ada waktu libur dua hari, pria kelahiran 5 April 1999 itu langsung meminta izin pelatih untuk pulang ke Makassar.
“Kangen orang tua sudah pasti ya. Saya sering telepon mereka, hampir setiap hari. Musim kemarin kalau Jumat main kan Sabtu Minggu libur, itu saya biasanya izin pulang ke Makassar, Senin baru balik lagi,” ujarnya.
Tak hanya orang tua, Nurhidayat terkadang mengobati rasa rindu kampung halamannya dengan mencari kuliner khas Makassar yang berada di Jakarta.
Cotto Makassar Senen yang berada di Jalam Keramat Raya, Kecamatan Senen pun jadi hal yang tak pernah absen jika dirinya inign merasakan makanan khas Makassar tersebut.
“Saya kalau mau cari itu ke Senen, ada namana Coto Makassar Senen. Biasanya saya ke sana sama Asnawi kalau di lagi di sini. Itu kalau lagi kangen saja. Tapi kalau makanan saya sih tidak pilih-pilih, kecuali kalau lagi di luar negeri,” jelasnya.