Cerita Manolo Gabbiadini Striker Sampdoria Terinfeksi Covid-19, Tidak Demam & Sempat Alami Pusing
Cerita Manolo Gabbiadini Striker Sampdoria Terinfeksi Covid-19, Tidak Demam & Sempat Alami Pusing
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Manolo Gabbiadini merupakan pemain kedua di Liga Italia yang positif terjangkit virus corona atau Covid-19.
Pemain yang berposisi striker tersebut membagikan kisahnya saat pertama kali mengetahui hasil tesnya positif Covid-19.
Dilansir dari Football-Italia, Gabbiadini menceritakan dirinya sempat mengalami tidak enak badan pada malam harinya.
Penyerang asal Italia tersebut tidak berpikir bahwa dirinya terinfeksi virus dan lebih memutuskan untuk tidur agar kondisinya cepat pulih.
Namun saat keesokan harinya saat bangun tidur ia justru merasakan sedikit pusing dan tidak mengalami demam.
Baca: Striker Lazio, Ciro Immobile Ungkap Perbedaan Unai Emery dan Jurgen Klopp
“Saya merasa tidak enak pada hari Selasa 10 Maret, tetapi tidak berpikir itu adalah virusnya."
"Aku tidur nyenyak malam itu, merasa sedikit pusing di pagi hari, tapi aku tidak merasa panas saat disentuh." ujar Gabbiadini dilansir dari Football-Italia.
Selanjutnya untuk memastikan bahwa badannya tidak merasakan demam ia memutuskan mengukur suhu badannya degan termometer.
Setelah memastikan suhu tubuhnya normal, striker berusia 28 tahun ini menghubungi tim dokternya di tim Sampdria.
Langkah ini dilakukan Gabbiadini atas saran sang istri serta sebagai antisipasi melindungi kesehatan dua anaknya yang masih kecil.
Baca: Cegah Corona, Top Skor Sementara Liga Italia Himbau Para Suporter Tetap Tinggal di Rumah
“Saya mengukur suhu tubuh saya hanya untuk menjadi teliti dan itu 37,5, jadi tidak benar-benar demam."
"Saya menelepon dokter Sampdoria dan istri saya menyarankan agar kami melakukan tes, karena kami memiliki dua anak kecil."
Namun apa yang dikhawatirkan oleh Gabbiadini justru terjadi saat sang dokter menginformasikan hasil tes yang telah dilakukan.
"Pada hari Kamis, saya merasa benar-benar baik-baik saja, tetapi dokter menelepon hari itu untuk memberi tahu saya bahwa saya positif untuk virus korona."
Mendengar hasil test yang diungkapkan sang dokter, Gabbiadini terkejut dan berpikir itu sebuah lelucon.
Baca: Skenario Dimulainya Liga Italia dan Coppa Italia, Presiden FIGC Isyaratkan Dimulai Pada 3 Mei
Setelah itu ia terpukul dan merenungi apa yang telah dilakukannya sebelumnya.
Gabbiadini sempat keluar rumah untuk pergi ke berbelanja dan secara tidak langsung ia menularkan virus tersebut.
“Saya pikir itu harus menjadi lelucon. Saya tidak mengharapkan ini, karena suhu tubuh saya langsung turun kembali."
"Saat itulah saya mulai merenungkan coronavirus ini. Jika dokter mengatakan kepada saya untuk menunggu satu hari sebelum melakukan tes, saya tidak akan repot melakukannya sama sekali, karena saya merasa baik-baik saja."
"Mungkin, tanpa berpikir saya positif, saya akan pergi ke pasar, membeli buah dan mengambil risiko mengirimkannya ke orang yang lebih tua tanpa tahu itu sedang terjadi. Pikiran itu menyiksaku." terangnya.
Baca: UPDATE, Daftar 25 Pesepakbola yang Terjangkit Virus Corona, dari Juventus, Chelsea hingga Espanyol
Adapun kondisi Gabbiadini saat ini telah berangsur pulih dan dalam pengawasan dokter yang menanganinya.
"Saya tidak tahu bagaimana saya mendapatkan penyakit ini. Saya harus berada di karantina selama 14 hari dan kemudian, sebelum pergi, melakukan tes lagi dengan dokter."
“Sampdoria mengkonfirmasi kepada saya selama periode ini bahwa klub itu benar-benar sebuah keluarga."
"Ada banyak kasus positif di dalam klub, termasuk dokter, yang untungnya membaik sekarang. Ada situasi yang membuat Anda lebih dekat bersama. " tuturnya.
Disisi lain ia memikirkan nasib keluarganya yang berada di Bergamo.
Bergamo merupakan wilayah terparah di Italia yang dikabarkan telah memakan banyak korban akibat Covid-19.
“Saya khawatir untuk keluarga saya dan semua orang di Bergamo. Orang tua saya terkunci di rumah mereka, saya berbicara dengan mereka setiap hari, tetapi saya melihat mereka hampir sebulan yang lalu."
"Mereka memberi tahu saya ketika membuka jendela, yang bisa mereka dengar hanyalah bunyi sirene ambulans." tutupnya.
(Tribunnews.com/Ipunk)