Profil Klub Liga 2 Mitra Kukar - Naga Mekes, Klub yang Doyan Gunakan Alumnus Liga Inggris
Siapa yang tak kenal dengan klub sekaliber Mitra Kukar yang pernah berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Siapa yang tak kenal dengan klub sekaliber Mitra Kukar yang pernah berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Tim asal Pulau Kalimantan itu merupakan klub yang terkenal doyan menggunakan jasa pemain bintang.
Sebut saja Saktiawan Sinaga, Ahmad Bustomi, Arif Suyono, hingga Herman Dzumafo Epandi merupakan deretan pemain kelas wahid yang pernah berseragam Naga Mekes.
Baca: Hasil & Klasemen Liga 2 2020 Pekan Pertama: Mitra Kukar, Sriwijaya FC & PSMS Menang, PSIM Tersungkur
Baca: Kabar Liga 2: Persis Solo Resmi Datangkan Mantan Gelandang Mitra Kukar dan Persija Jakarta
Meskipun dalam 2 musim terakhir, Mitra Kukar berkompetisi di kasta kedua alias Liga 2, namun pamor gunakan pemain label bintang tetap melekat bagi klub yang bermarkas di Stadion Demang Rondong tersebut.
Musim ini pemain sekaliber Pandi Lestaluhu, Nerius Alom, M Bachtiar memperkuat tim Naga Mekes.
Namun hal yang perlu dicatat pada era keemasan Mitra Kukar, Naga Mekes ialah tim yang doyan mengkoleksi pemain jebolan Liga Inggris.
Berikut deretan pemain yang pernah membela Mitra Kukar sekaligus alumnus Liga Inggris yang dilansir dari Soccerway dan Transfermarkt:
1. Marcus Bent
Marcus Bent sempat merumput di Indonesia dan bergabung dengan Mitra Kukar pada musim 2011/12.
Kala itu, Naga Mekes masih ditukangi Simon McMenemy.
Bent datang ke Mitra Kukar sebagai pemain Marquee Player.
Baca: Kabar Liga 2: Persis Solo Resmi Datangkan Mantan Gelandang Mitra Kukar dan Persija Jakarta
Baca: UPDATE Transfer: Borneo FC Resmi Pinang Eks Mitra Kukar hingga Rumor PSS Sleman Bajak Irfan Bachdim
Berlabel jebolan Liga Primer Inggris, ia sempat menjadi perhatian banyak orang.
Sayang, eks striker Crystal Palace, Everton hingga Blackburn Rovers ini hanya bertahan setengah musim di Liga Indonesia, kala itu masih bernama ISL.
Sejumlah kalangan berpendapat jika, ia gagal memahami cara bermain teman satu timnya.